SF Hariyanto Bangga Tari Pacu Jalur Tampil di Istana, Ajak Lestarikan Budaya

Riau

SF Hariyanto Bangga Tari Pacu Jalur Tampil di Istana, Ajak Lestarikan Budaya

Raja Adil Siregar - detikSumut
Minggu, 17 Agu 2025 20:30 WIB
SF Hatiyanto usai upacara 17 Agustus. (Foto: Dok Diskominfotik).
SF Hatiyanto usai upacara 17 Agustus. (Foto: Dok Diskominfotik).
Pekanbaru -

Peringatan HUT Ke-80 Republik Indonesia tahun ini terasa spesial bagi Riau. Bagaimana tidak, tarian anak pacu jalur asal Kuantan Singingi (Kuansing) yang viral tampil di Istana Merdeka.

Penampilan dibuka dengan formasi penari yang membentuk perahu. Dari tengah, beberapa anak muncul dan memperagakan gerakan khas pacu jalur. Mereka melakukan hentakan-hentakan dinamis aura farming yang membuat panggung seketika sorak-sorai.

Penari cilik Rayyan Arkan Dikha yang tampil bersama puluhan penari lain bikin semua mata tertuju ke arahnya. Presiden Prabowo Subianto yang duduk di barisan depan pun terlihat senyum, sesekali menganggukkan kepala seolah ikut larut dalam semangat yang ditampilkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para tamu undangan pun ikut hanyut dalam suasana di Hari Kemerdekaan. Gelak tawa hingga wajah ceria menghiasi tribun Istana Merdeka.

ADVERTISEMENT

Wakil Gubernur Riau SF Hariyanto bahkan bangga akan tampilnya Dikha menghibur tamu istana. Kehadiran Duta Pariwisata itu tentu menjadi warna bagi Riau yang sudah sepatutnya dilestarikan.

"Ya, itulah kebanggaan kita yang perlu kita lestarikan. Masyarakat dunia saja sudah mengenal, masa kita tidak merayakannya," tegas Wagubri SF Hariyanto, di Pekanbaru, Minggu (17/08/2025).

SF Hariyanto berharap even budaya Pacu Jalur di Kuantan Singingi semakin meriah. Sebab pacu jalur bukan hanya sekadar perlombaan, tetapi sudah menjadi ikon budaya yang membanggakan masyarakat Riau.

"Kita berharap ke depan semakin meriah, nanti pacu jalur akan dimeriahkan dengan tamu-tamu yang banyak. Tentu, kita persiapkan even itu sebaik mungkin," kata SF.

Tradisi Pacu Jalur sendiri sudah menjadi kebanggaan masyarakat Riau. Puncaknya digelar setiap Agustus, tepatnya di Tepian Narosa Taluk Kuantan. Puluhan pendayung berada dalam satu perahu panjang, adu kecepatan dengan mengandalkan kekompakan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwsata Riau, Roni Rakhmat, menjelaskan sekarang pacu jalur sudah menjadi simbol persatuan dan kerja sama. Nilai inilah yang kemudian dihidupkan kembali lewat gerakan tarian Aura Farming.

"Kini, ketika tarian itu masuk hingga ke panggung kenegaraan, maknanya semakin dalam. Ia bukan hanya sekadar hiburan, melainkan jembatan antara budaya lokal dan keceriaan nasional. Sebuah bukti bahwa tradisi daerah bisa menjadi inspirasi bagi seluruh bangsa," kata Roni Rakhmat.




(ras/dhm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads