Sumut Masuk 5 Besar Provinsi dengan Laporan Chikungunya Terbanyak

Sumut Masuk 5 Besar Provinsi dengan Laporan Chikungunya Terbanyak

Nafilah Sri Sagita K - detikSumut
Selasa, 12 Agu 2025 23:19 WIB
Petugas dari Dinas Kesehatan melakukan pengasapan (fogging) di Kelurahan Bawang, Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (7/1/2025). Fogging tersebut guna mengendalikan perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yang telah mengakibatkan sedikitnya 17 warga Kota Kediri terkena chikungunya. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/Spt.
Ilustrasi pengendalian wabah chikungunya (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)
Jakarta -

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merilis data lima provinsi dengan jumlah laporan chikungunya. Provinsi Sumatera Utara (Sumut) berada di peringkat ke-4 dengan jumlah 1.074 kasus.

Dikutip detikHealth Selasa (12/8/2025), berdasarkan data Kemenkes terjadi peningkatan paling pesat terjadi di periode tersebut. Pada 2025 misalnya, kenaikan signifikan dilaporkan di pekan pertama hingga pekan ke-9.

"Suspek chikungunya pada tahun 2025 mengalami kenaikan drastic dibandingkan minggu yang sama pada tahun 2023 dan 2024. Hal ini sejalan dengan pola musim penghujan di Indonesia," tulis Kemenkes RI dalam laporannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Walaupun begitu, kasus chikungunya disebut sudah terus menurun di dua bulan terakhir. Sebagai catatan, ada lima provinsi yang melaporkan kasus chikungunya terbanyak, peringkat pertama ditempati Jawa Barat.

ADVERTISEMENT

5 Provinsi Cikungunya Terbanyak hingga Pekan ke-30 2025

  1. Jawa Barat: 6.674 kasus
  2. Jawa Tengah: 3.388 kasus
  3. Jawa Timur: 2.903 kasus
  4. Sumatera Utara: 1.074 kasus
  5. Banten: 838 kasus

Perbandingan Kasus dengan Negara Lain

China

Hampir 8.000 orang di China bagian selatan terjangkit chikungunya sejak pertengahan Juni, menurut para pejabat setempat, meskipun wabah tersebut tampaknya telah mencapai puncaknya.

Sebagian besar kasus di China tergolong ringan tanpa laporan kematian, kata Pusat Pengendalian Penyakit China. Penyakit yang menyakitkan tetapi jarang berakibat fatal, menyebar melalui gigitan nyamuk Aedes, yang kini meluas wilayah penyebarannya di China, salah satunya karena pengaruh perubahan iklim.

Singapura

Dikutip dari CNA, otoritas Singapura meningkatkan kewaspadaan pasca terjadi peningkatan jumlah kasus chikungunya di Singapura dalam beberapa bulan terakhir.

Terdapat 17 kasus demam chikungunya di Singapura sejak awal tahun hingga 2 Agustus, Badan Penyakit Menular Singapura dalam laporan yang terakhir dirilis 7 Agustus.

Jumlah ini meningkat dua kali lipat dari delapan kasus yang tercatat pada periode yang sama di 2024 dan melampaui total kasus pada 2024 yang saat itu berjumlah 15 pasien.




(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads