Banyak mitos soal efek makan cepat dan makan lambat pada metabolisme tubuh. Berikut ini faktanya.
Kesibukan membuat sebagian orang kerap melakukan berbagai hal dengan terburu-buru. Salah satunya cara makan, yakni dengan tempo yang cepat.
Makan dalam tempo yang cepat maupun makan perlahan ternyata punya efek yang berbeda pada tubuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir detikFood dari Times of India, Kamis (29/7), ahli ungkap beberapa fakta soal makan dengan cepat maupun makan perlahan.
1. Menyiapkan Usus
Proses pencernaan makanan dimulai dari mulut. Makanan yang dikunyah lebih lama di mulut, maka tubuh akan memiliki waktu untuk mengirim sinyal pada seluruh organ pencernaan.
Mengunyah makanan akan membuat tenggorokan dan usus siap untuk menerima makanan masuk. Dalam proses pencernaan dibutuhkan enzim yang harus dilepaskan terlebih dahulu pada tubuh.
Makan terburu-buru pada beberapa kondisi dapat menyebabkan rasa tak nyaman pada perut. Penyebabnya seluruh organ pencernaan terkejut dan bekerja keras secara mendadak.
2. Mencegah Kembung
Tempo makan yang terlalu cepat jadi salah satu alasan perut terasa kembung. Ketika mengunyah terlalu cepat, maka akan lebih banyak udara yang masuk ke dalam perut melalui makanan.
Angin yang masuk tersebut akan memicu rasa kembung. Sehingga perut akan terasa lebih buncit, bergas, serta kondisi yang tak nyaman.
Berbeda ketika makan secara perlahan. Makanan akan benar-benar dikunyah, pergerakan mulut yang perlahan juga mencegah masuknya udara untuk ikut tertelan sehingga meminimalisir kembung.
3. Sinyal Kenyang pada Otak
Selayaknya sebuah sistem, tubuh juga membutuhkan waktu untuk mengenali segala hal yang terjadi padanya. Terutama masuknya makanan ke dalam tubuh.
Makan terlalu cepat dapat membingungkan usus dan perut. Usus sebagai otak kedua butuh waktu untuk mencerna dan mengirimkan sinyal kenyang pada otak.
Dengan makan secara perlahan, sinyal yang dikirimkan oleh usus ke otak akan lebih jelas. Sebaliknya, jika makan terlalu cepat usus kesulitan mengenali apakah tubuh sudah kenyang atau belum sehingga dapat memicu terjadinya maka berlebih.
4. Mindful Eating
Pernah dengar istilah mindful eating? Praktik ini mengajak konsumen untuk fokus pada makanan dan tubuhnya secara keseluruhan.
Makan dengan perlahan tidak hanya membuat mulut menikmati rasa dan tekstur makanan secara maksimal. Tetapi juga mencegah stres yang mungkin terjadi pada saluran pencernaan.
Makan secara perlahan akan memberikan waktu pada usus untuk beristirahat serta mencerna makanan. Tempo yang tidak terlalu cepat lebih baik untuk menjaga kinerja usus agar tetap maksimal.
5. Bikin 'Happy'
Pakar kesehatan menyimpulkan makan perlahan jauh lebih disarankan. Penekanannya terdapat pada proses pencernaan yang lebih baik daripada makan terlalu cepat.
Perut akan merasa lapar tanpa harus makan berlebihan. Begitu pula kerja usus yang akan lebih halus dan mencegah gangguan pencernaan atau rasa tak nyaman yang ditimbulkan.
Ketika saluran pencernaan bekerja lebih pelan, dikaitkan juga efeknya dengan suasana hati yang akan menjadi lebih baik. Sebab kondisi usus yang sehat menentukan bagaimana suasana hati akan tercipta dari otak yang menerima sinyal pada proses pencernaan berlangsung.
Artikel ini telah tayang di detikFood, baca selengkapnya di sini
Simak Video "Video Ekspresi Robert Pattinson Setelah Nyobain Tteokbokki Pedas"
[Gambas:Video 20detik]
(mjy/mjy)