Pengamat Apresiasi Kerja Wali Kota Pekanbaru Tertibkan Baliho Tak Berizin

Pengamat Apresiasi Kerja Wali Kota Pekanbaru Tertibkan Baliho Tak Berizin

Raja Adil Siregar - detikSumut
Rabu, 06 Agu 2025 21:04 WIB
Pengamat Tata Kota, Mardianto Manan
Foto: Istimewa
Pekanbaru -

Upaya yang dilakukan Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho dalam menertibkan baliho tak berizin di sepanjang jalan protokol, mendapat apresiasi dari banyak pihak. Salah satunya datang dari Pengamat Tata Kota, Mardianto Manan.

Menurut Akademisi Universitas Islam Riau ini, persoalan baliho tersebut sebetulnya sudah ia kritik sejak tahun 2018 lalu. Namun, hingga sebelum tampuk kepemimpinan Pekanbaru beralih ke Agung Nugrohi, tak kunjung ada tindakan nyata.

"Sejak 2018 saya selalu mengkritik. Sementara dia telah membuat berita acara agar bando dan baliho itu segera ditertibkan, tapi anak buahnya (Satpol PP) tidak mengindahkan hal itu. Makanya saya bilang kepada Wali Kota masa itu tidak diacuhkan oleh anak buahnya," kata Mardianto Manan, Rabu (6/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mardianto Manan bahkan menyebut Agung Nugroho sebagai sosok yang berani mengambil langkah nyata.

ADVERTISEMENT

"Saya tentu sangat mengapresiasi kinerja Pemko Pekanbaru. Namun tetap lakukan penertiban tanpa tebang pilih, tanpa pandang bulu, sambar saja semuanya selagi itu melanggar," tambahnya.

Dirinya menyebutkan penataan baliho secara merata pada jalan protokol di Kota Pekanbaru, salah satunya Jalan Jenderal Sudirman merupakan langkah yang perlu diapresiasi. Karena jalan ini merupakan wajah dari Ibu Kota Provinsi Riau.

"Ini kan pusat kota, orang baru mendarat dari Bandara Sultan Syarif Kasim keluarnya ke Jalan Sudirman. Jalanan ini yang menjadi barometer sukses atau tidaknya Wali Kota memimpin daerahnya," sebutnya.

Menurutnya, segala bentuk iklan harus diatur dalam penayangannya. Karena hal ini akan menyangkut pada beberapa aspek, diantaranya estetika kota, fungsi iklan sebagai identitas budaya, ataupun sebagai ajang penguasaan teknologi.

"Kalau iklan bernada tak benar, mengandung sara dan ajakan tak benar tentu merusak. Bisa saja nanti dibuat Perda agar lebih mengikat, jadi iklan itu harus mengandung unsur melayu atau identitas Kota Pekanbaru. Karena yang saya lihat Agung dan Markarius saat ini mengedepankan budaya melayu, seperti festival di Rumah Singgah Tuan Kadi," ucapnya.

Selain itu, penayangan iklan di suatu kota juga harus memperhatikan konstruksi dan keamanan. Karena menunjang keselamatan pengendara.

"Kinerja Agung Nugroho dalam penertiban baliho ini sudah berada di angka 8 per 10. Masih ada yang perlu dibenahi, seperti iklan yang ditayangkan di sekolah, di masjid ataupun tempat tertentu tolong dijaga bentuk dan keestetikaannya," ungkap Mardianto Manan.

Mardianto Manan menyebutkan kesuksesan birokrasi dalam suatu daerah dapat dilihat dari beberapa hal. Mulai dari kondisi transportasi, penayangan iklan pada baliho atau papan reklame dan tata kelola tata ruang.

"Jika tiga hal ini sudah dikaji, makanya kita akan tahu bagaimana branding wali kotanya. Ada beberapa buku yang saya baca, kalau kita ingin melihat wajah Wali Kota maka lihatlah tampilan kotanya," pungkas Mardianto Manan.

(anl/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads