Pada tahun 2025, planet kita menunjukkan sebuah fenomena menarik: kecepatan putarannya sedikit meningkat. Akibatnya, beberapa hari dalam setahun, termasuk hari ini, 5 Agustus 2025, tercatat memiliki durasi yang lebih singkat dari standar 24 jam.
Menurut data dari lembaga pemantau global seperti International Earth Rotation and Reference Systems Service (IERS), hari ini diperkirakan 1,25 milidetik lebih cepat dari biasanya. Peristiwa serupa juga terjadi pada tanggal lain di tahun ini, seperti 10 Juli (1,36 milidetik lebih cepat) dan 22 Juli (1,34 milidetik lebih cepat).
5 Agustus 2025: Hari Berputar Lebih Cepat
Secara spesifik, IERS memproyeksikan bahwa panjang hari pada 5 Agustus 2025 akan lebih cepat sekitar 1,25 milidetik dibandingkan standar satu hari penuh, yaitu 86.400 detik atau 24 jam. Meski tak terasa dalam aktivitas sehari-hari, penyimpangan ini sangat signifikan bagi sistem pencatatan waktu global.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deretan Hari Terpendek Lainnya di Tahun 2025
Laporan dari Time and Date juga menyoroti bahwa bumi mengalami peningkatan kecepatan rotasi yang signifikan belakangan ini. Selain 5 Agustus, beberapa hari lain sepanjang tahun 2025 juga tercatat sebagai hari-hari terpendek, antara lain:
- 9 Juli 2025: Diperkirakan lebih pendek sekitar 1,23 milidetik.
- 10 Juli 2025: Diperkirakan lebih pendek sekitar 1,36 milidetik.
- 22 Juli 2025: Diperkirakan lebih pendek sekitar 1,34 milidetik.
Apa Penyebab Rotasi Bumi Melambat?
Percepatan rotasi bumi dipengaruhi oleh kombinasi faktor yang sangat kompleks. Berdasarkan kajian dari NASA dan lembaga geofisika global lainnya, beberapa penyebab utamanya adalah:
- Distribusi Massa Internal Bumi: Pergeseran cairan di dalam inti dan mantel bumi dapat memengaruhi keseimbangan dan kecepatan putaran planet.
- Gerakan Atmosfer dan Laut: Perubahan pola angin dan arus laut dapat mengubah momentum sudut bumi.
- Interaksi Gravitasi: Tarikan gravitasi dari bulan dan matahari, terutama saat posisi bulan berubah relatif terhadap ekuator, turut berperan.
- Perubahan di Permukaan: Fenomena seperti mencairnya es di kutub dan kenaikan permukaan air laut mengubah distribusi massa di permukaan bumi.
Semua faktor ini, meskipun dampaknya mikroskopis secara individu, secara kolektif memberikan efek signifikan terhadap kecepatan rotasi bumi dalam jangka panjang.
Dampak bagi Sistem Waktu dan Teknologi Global
Meskipun perpendekan hari dalam skala milidetik tidak dirasakan langsung oleh manusia, dampaknya sangat penting bagi sistem yang menuntut sinkronisasi waktu dengan presisi tinggi. Beberapa di antaranya adalah:
- Jam Atom Internasional (UTC): Standar waktu dunia yang harus dijaga keakuratannya.
- Sistem Navigasi Satelit: GPS dan sistem sejenisnya bergantung pada waktu yang sangat presisi untuk menentukan lokasi.
- Jaringan Komunikasi dan Keuangan: Transaksi digital dan transfer data global memerlukan stempel waktu yang sinkron.
Jika tren percepatan ini terus berlanjut, IERS mungkin akan mempertimbangkan penerapan detik kabisat negatif (negative leap second). Ini berarti mengurangi satu detik dari Waktu Universal Terkoordinasi (UTC), sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah pencatatan waktu.
Apakah Fenomena Ini Akan Terjadi Lagi?
Variasi panjang hari (length of day/LOD) adalah fenomena alami. Secara umum, rotasi bumi sebenarnya mengalami perlambatan gradual akibat pengaruh pasang surut yang disebabkan oleh gravitasi bulan. Namun, percepatan seperti yang terjadi pada 2025 dapat muncul sewaktu-waktu akibat kombinasi faktor internal dan eksternal yang rumit. Para ilmuwan terus memantau fenomena ini untuk memahami dinamika planet kita dan memastikan sistem waktu global tetap akurat.
(afb/afb)