200 Ribu KK dicoret Kementerian Sosial (Kemensos) dari penerima bantuan sosial (bansos). Langkah ini karena terindikasi bermain judi online (judol).
"Ya, jadi kita memang yang datang ke PPATK atas izin Presiden. Kita serahkan semua rekening yang pernah menerima bansos melalui Kementerian Sosial. Ada 30 juta NIK yang kita serahkan," kata Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) melansir detikNews, Selasa (29/7/2025).
Dari jumlah itu, ada data 600 KK penerima bansos yang ditemukan terindikasi bermain judol. Gus Ipul mengatakan, sejauh ini ada 200 ribu KK yang dicoret dari penerima bansos.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ditabrakkan dengan 9 juta lebih NIK pemain judol. Ketemulah lebih dari 600 ribu NIK yang ditengarai penerima bansos ini juga ikut bermain judol. Dari 600 ribu itu sudah 200 ribu lebih yang kita tidak beri bansos lagi," sebutnya.
Gus Ipul mengatakan sisanya masih dalam proses pendataan. Jika benar terbukti bermain judol, penerima bansos itu akan dicoret.
"Sementara 300 ribu lebih masih dalam proses pendapatan. Kalau nanti terbukti maka yang 300 ribu lebih juga tidak akan kita kirim bansos lagi di Triwulan Ketiga. Jadi tidak dihilangkan tapi dialihkan ke mereka yang lebih berharga," ujarnya.
Gus Ipul kemudian mengatakan akan berkoordinasi dengan Gubernur BI untuk memeriksa rekening para penerima Bansos. Pihak Kemensos akan mencoret jika ada rekening anomali dengan jumlah saldo yang tidak sesuai.
"Setelah itu kita akan meluncur ke BI. Untuk minta bantuan BI memeriksa rekening-rekening penerima bansos kita. Jika ada saldo yang anomali, misalnya penerima bansos saldonya 5 juta itu kan anomali," ucapnya.
"Nah ini kita akan periksa lebih lanjut. Karena bansos ini semua jelas peruntukannya. Jadi tidak mungkin ini bisa disimpan lebih dari 3 bulan. Kalau sampai 3 bulan ini ada keanehan yang perlu kita telusuri lebih lanjut. Dan kalau memang nanti terbukti anomali dan tidak layak menerima bansos, akan kita alihkan lagi kepada mereka yang lebih berhak," lanjut Gus Ipul.
(afb/afb)