Riau

Riau For Green di Panggung Diplomasi Dunia Diapresiasi Praktisi, Ini Alasannya

Raja Adil Siregar - detikSumut
Rabu, 25 Jun 2025 16:14 WIB
Foto: Gubernur Riau Abdul Wahid (Dok. Diskominfotik Riau)
Pekanbaru -

Iben Nuriska, penyair sekaligus pengamat kebijakan publik menyoroti tema lingkungan dalam karya dan refleksinya. Ia menyampaikan apresiasi atas langkah yang diambil Gubernur Riau Abdul Wahid dalam program Riau For Green yang hadir dalam kegiatan London Climate Action Week.

Iben Nuriska mengungkapkan di Riau ini, asap bukan sekadar kenangan buruk. Ia pernah menjadi musim. Sekolah-sekolah ditutup, napas menjadi pendek, dan langit kehilangan warna.

Kebakaran lahan dan hutan tak datang tanpa sebab. Namun dia lahir dari sistem yang membiarkan tanah dibuka, hutan ditebang dan air surut tanpa perhitungan.

Selama bertahun-tahun, provinsi ini disebut dalam laporan internasional sebagai salah satu titik krisis lingkungan terparah di Asia Tenggara. Namun di tengah reputasi yang suram itu arah baru perlahan mulai disusun.

"Kehadiran Gubernur Riau, H. Abdul Wahid, dalam forum internasional bertajuk REDD+ Investment Opportunities: Supply and Demand Roundtable di London, memberi isyarat penting bahwa diplomasi iklim kini bukan lagi domain eksklusif Jakarta," kata Iben, Rabu (25/6/2025).

Iben menyebut dalam forum yang merupakan bagian dari London Climate Action Week itu, berbagai aktor utama global berkumpul, dari korporasi seperti Shell, Microsoft, dan Citigroup, hingga lembaga keuangan internasional dan perwakilan pemerintah seperti Greater London Authority dan Standard Chartered.

Dia menerangkan, di ruang-ruang perundingan itu, Riau tak lagi dibicarakan dari kejauhan. Ia hadir langsung, menawarkan potensi, bukan sekadar menjelaskan persoalan.

"REDD+, singkatan dari Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation, merupakan skema internasional untuk menurunkan emisi karbon melalui pelestarian hutan dan dukungan pendanaan lintas negara. Dalam kerangka ini, negara berkembang yang menjaga hutannya dapat menerima insentif dari negara-negara maju atau sektor swasta yang mencari mekanisme kompensasi karbon," tuturnya.

Iben Nuriska mengungkap, yang dibawa Riau bukan sekadar partisipasi formal. Melalui kebijakan Green for Riau, kesiapan arsitektur REDD+ di tingkat provinsi, serta koordinasi lintas kementerian yang telah ditempuh sejak awal masa jabatan Abdul Wahid, tampak ada ikhtiar nyata untuk berpindah dari posisi penerima dampak menjadi penyusun solusi.

Dia mengungkapkan, tidak mudah mengubah citra provinsi yang identik dengan deforestasi menjadi mitra dalam konservasi, namun pendekatan yang dibangun bukan tentang pencitraan, melainkan keseriusan dalam menata ulang fondasi kebijakan.

Baca selengkapnya di halaman berikut...



Simak Video "Intip Keseruan Riau Bhayangkara Run 2024 di Pekanbaru"


(ras/afb)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork