6 Fakta 2 Napi Tewas-Puluhan Masuk RS Keracunan Miras Oplosan di Bukittingi

Round Up

6 Fakta 2 Napi Tewas-Puluhan Masuk RS Keracunan Miras Oplosan di Bukittingi

Tim detikSumut - detikSumut
Jumat, 02 Mei 2025 08:30 WIB
Ilustrasi
Foto: Dok.Detikcom
Bukittinggi -

Dua narapidana di Lapas Biaro atau Lapas Kelas IIA Bukittinggi tewas akibat keracunan minuman keras oplosan. 22 warga binaan lainnya dilarikan ke rumah sakit. Berikut fakta-fakta kasus tersebut.

1. Awal Mula 22 Napi Dilarikan ke RS

Direktur Utama Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi, Busril menjelaskan, 22 napi tersebut datang ke RS mulai pukul 16.00 WIB hingga malam hari. 2 diantaranya dalam kondisi kritis.

"Memang benar, ada 22 orang yang saat ini kita tangani, dengan status saat ini 2 orang kondisinya kritis. Sangat kritis. Penanganan intensif sudah dilakukan, dengan memasang ventilator," kata Busri kepada wartawan, Rabu (30/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

2. Keracunan Bahan Baku Parfum

Dari penanganan medis, diketahui para napi tersebut keracunan bahan baku pembuatan parfum.

"Informasi yang kita dapatkan, mereka ini orang-orang yang mengkonsumsi bahan baku untuk pembuatan parfum. Katanya ada yang dioplos," jelas Busri.

ADVERTISEMENT

Pihak RS melakukan penanganan secara intensif untuk menyelamatkan para napi tersebut.

"Upaya penanganan intensif sudah kita lakukan, terutama untuk pasien yang dalam status merah dan kuning. Dua orang sudah dibawa ke ruangan ICU, kemudian yang status kuning masih ada 11 orang lagi itu potensi akan terjadi fluktuasi semakin memburuk itu semakin besar. Jadi memang pada saat ini kami berupaya memberikan penanganan terbaik kepada seluruh pasien-pasien ini terutama kepada pasien yang statusnya merah dan kuning," katanya.

"Ada yang datangnya sudah berat, ada yang stabil. Karena ini keracunan, apalagi penyebabnya oleh bahan kimia berbahaya, tentu akan terjadi kecenderungan penurunan (kondisi)," katanya lagi.

3. Bahan Parfum Dibuat jadi Minuman Oplosan

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sumatera Barat, Marselina Budiningsih, menjelaskan 22 warga binaan Lapas Biaro atau Lapas Kelas IIA Bukittinggi keracunan massal karena minum miras oplosan yang dibuat dari alkohol sebagai bahan baku parfum.

Dari hasil pemeriksaan awal, seorang warga binaan mengambil sisa alkohol pembuatan parfum untuk dioplos jadi miras.

4. Asal Muasal Alkohol Parfum

Bahan baku parfum tersebut didapat napi dari program kemandirian warga binaan di Lapas tersebut. Lapas Kelas IIA Bukittinggi memang memberikan pelatihan membuat parfum untuk warga binaan.

"Jadi, di Lapas ada program kemandirian membuat parfum. Parfum tersebut bahan bakunya adalah alkohol 70 persen," jelas Marselina dalam keterangan kepada wartawan, Kamis (1/5/2025).

Sisa alkohol parfum sekitar 200 mili, kata dia, diambil oleh salah satu warga binaan dengan alasannya untuk membersihkan tato. Tapi ternyata disalahgunakan untuk membuat minuman.

"Dari sisa pembuatan (parfum) sekitar 200 mili diambil tanpa seizin petugas untuk membersihkan tato. Akan tetapi disalahgunakan, bukan untuk membersihkan tato, tapi digunakan untuk minuman. Dicampur dengan minuman sachet dan es batu, lalu diminum bersama-sama," katanya.

5. 2 Napi Tewas

Akibat kejadian itu, dua orang tewas usai sempat dilarikan ke RS. Satu orang meninggal dunia pada Rabu malam saat kejadian. Satu lainnya, Kamis siang usai menjalani perawatan di RS.

Saat ini, masih ada dua orang napi yang dirawat dengan menggunakan ventilator dan delapan lainnya sudah mulai membaik.

"Ada, satu orang lagi (tambahan meninggal). Ini mau dikoordinasikan. Tadi saya juga ngecek yang mulai membaik," kata Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Kanwil Ditjen Pas) Sumatera Barat, Marselina Budiningsih kepada wartawan di Bukittinggi.

6. Tindak Petugas Lalai

Marselina mengatakan, pihaknya berjanji bakal menindak semua pihak yang terlibat atau lalai, sehingga menyebabkan terjadinya peristiwa itu.

"Kita akan terus dalami," janjinya.

Meski begitu, ia membantah ada aktivitas pesta miras oplosan di dalam Lapas, yang memicu terjadinya keracunan massal.

"Tidak ada pesta-pesta semacam itu," katanya lagi.




(nkm/nkm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads