Jumlah korban jiwa akibat gempa bumi bermagnitudo 7,7 yang mengguncang Myanmar terus bertambah. Menurut laporan media pemerintah, hingga kini tercatat sebanyak 3.354 orang meninggal dunia.
Dilansir detikNews dari AFP, Sabtu (5/4/2025), gempa yang terjadi pada 28 Maret lalu telah menyebabkan kehancuran besar, merobohkan bangunan serta merusak berbagai infrastruktur di seluruh wilayah negara tersebut. Selain korban meninggal, sebanyak 4.508 orang dilaporkan mengalami luka-luka akibat bencana ini.
Tak hanya itu, sebanyak 220 orang dilaporkan masih belum ditemukan. Banyak penyintas juga terpaksa hidup tanpa tempat tinggal yang layak, mengingat banyaknya bangunan yang hancur dan kondisi keselamatan yang masih mengkhawatirkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan bahwa lebih dari 3 juta warga terdampak oleh gempa besar ini. Situasi ini memperburuk kondisi Myanmar yang telah diguncang konflik sipil selama empat tahun terakhir.
Tom Fletcher, Kepala Bantuan Kemanusiaan PBB, telah mengunjungi para korban di Mandalay - kota yang berdekatan dengan pusat gempa. Ia menggambarkan skala kerusakan yang terjadi sebagai sesuatu yang sangat memprihatinkan.
"Kehancurannya sangat mengejutkan. Dunia harus bersatu di belakang rakyat Myanmar," tulis Tom Fletcher dalam sebuah posting di X.
Data terbaru mengenai jumlah korban diumumkan setelah panglima junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing, pulang dari kunjungan luar negeri yang jarang dilakukan. Ia menghadiri KTT regional di Bangkok pada Jumat (4/4), di mana ia bertemu dengan beberapa pemimpin negara, termasuk perdana menteri dari Thailand dan India.
(nkm/nkm)