Asam urat merupakan penyakit yang kerap dialami oleh lansia, namun siapapun bisa terkena penyakit asam urat ini. Kenali penyebab, gejala hingga cara pencegahan asam urat.
Berdasarkan penjelasan di website resmi Kementerian Kesehatan RI, asam urat merupakan zat sisa hasil metabolisme yang sebagian besar disaring oleh ginjal dan dikeluarkan melalui urine. Jika ginjal tidak efektif mengeluarkan asam urat, maka akan terbentuk kristal asam urat tajam yang menyebabkan peradangan dan nyeri di sendi, jaringan, dan organ lainnya.
"Asam urat adalah zat sisa hasil metabolisme purin yang sebagian besar disaring oleh ginjal dan dikeluarkan melalui urine. Jika tubuh memproduksi asam urat dalam jumlah yang berlebihan atau ginjal tidak mampu mengeluarkannya dengan efektif, kadar asam urat dalam darah meningkat. Kondisi ini disebut hiperurisemia yang dapat menyebabkan terbentuknya kristal asam urat tajam di sendi, jaringan, dan organ lainnya, menyebabkan peradangan dan nyeri," demikian tertulis di website Kementerian Kesehatan yang dilihat, Kamis (3/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada beberapa penyebab tingginya asam urat di dalam tubuh. Seperti keturunan, mengonsumsi alkohol hingga makanan seperti jeroan, sarden, dan daging merah.
Penyebab
• Faktor genetik: Beberapa orang memiliki kecenderungan genetik untuk menghasilkan asam urat lebih banyak.
• Konsumsi alkohol: Terutama minuman keras dan bir.
• Makanan tinggi purin: Seperti jeroan, sarden, dan daging merah.
• Obesitas: Memiliki berat badan berlebih meningkatkan risiko hiperurisemia.
• Gagal ginjal: Ketidakmampuan ginjal untuk menyaring limbah dengan efektif.
• Medikasi tertentu: Diuretik, obat antihipertensi, dan aspirin.
Gejala
• Nyeri mendalam: Sendi yang terkena (seringkali sendi ibu jari kaki) mungkin terasa seperti terbakar.
• Pembengkakan dan kemerahan: Pada sendi yang terkena.
• Ketidakmampuan bergerak: Sendi yang terkena bisa menjadi sangat kaku.
Diagnosis
• Pemeriksaan fisik: Mengidentifikasi pembengkakan, kemerahan, dan panas pada sendi.
• Tes darah: Untuk mengukur kadar asam urat dalam darah.
• Pemeriksaan sinar X: Meskipun tidak menunjukkan kristal asam urat, tetapi bisa mengecualikan kondisi lain.
• Aspirasi sendi: Mengambil sampel cairan dari sendi yang meradang untuk diperiksa kristal asam urat.
Pengobatan
• Obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS): Seperti ibuprofen untuk mengurangi nyeri dan peradangan.
• Kortikosteroid: Untuk peradangan yang parah.
• Colchicine: Mengurangi rasa sakit akibat serangan asam urat.
• Medikasi yang mengurangi produksi asam urat: Seperti allopurinol.
• Medikasi yang meningkatkan ekskresi asam urat: Seperti probenecid.
Pencegahan
• Menghindari makanan tinggi purin.
• Minum banyak air.
• Pengurangan konsumsi alkohol.
• Menjaga berat badan ideal.
• Mengonsumsi makanan yang sehat seperti buah dan sayur.
Komplikasi penyakit asam urat
• Tophi: Deposit kristal asam urat yang keras di bawah kulit.
• Batu ginjal: Akibat kristal asam urat yang mengendap di ginjal.
• Gagal ginjal: Kondisi yang serius yang terjadi jika ginjal tidak dapat menyaring asam urat dengan baik.
(afb/afb)