Warga Aceh yang melakukan mudik saat lebaran Idul Fitri 1446 H/2025 M dibolehkan menitipkan kendaraan di kantor polisi. Penitipan motor maupun mobil disebut tidak dipungut biaya alias gratis.
"Bagi masyarakat yang akan mudik boleh menitipkan kendaraan di Polres atau Polsek terdekat guna menghindari risiko pencurian," kata Kapolda Aceh Irjen Achmad Kartiko kepada wartawan, Jumat (21/3/2025).
Selain itu, polisi juga mengumumkan layanan Hotline 110 yang tersedia di seluruh Polres jajaran untuk menerima pengaduan dan laporan darurat. Laporan itu termasuk gangguan Kamtibmas serta kemacetan di jalur mudik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kartiko menjelaskan, layanan beroperasi 24 jam itu dapat diakses gratis oleh masyarakat. Layanan itu terhubung dari tingkat Polres hingga Mabes Polri.
"Layanan ini kami sediakan agar masyarakat dapat dengan mudah menghubungi kepolisian dalam situasi darurat. Kami mengimbau masyarakat untuk tidak ragu menghubungi layanan 110 jika mengalami kendala selama perjalanan mudik," jelas Kartiko.
Untuk melakukan pengamanan mudik, personel dikerahkan berjumlah 3.163 orang terdiri 150 personel Polda Aceh, 1.483 personel Polres jajaran, 257 personel TNI, dan 1.272 personel dari stakeholder terkait. Tim gabungan tersebut akan ditempatkan di sejumlah lokasi.
"Operasi ini akan melibatkan 3.163 personel yang bertugas di 1.148 objek pengamanan, termasuk 23 terminal, 950 masjid, 9 pelabuhan, 40 pusat perbelanjaan, 8 bandara, dan 118 tempat wisata," ujarnya.
Polda Aceh juga telah menyiapkan 33 Pos Pengamanan, 26 Pos Pelayanan, serta 3 Pos Terpadu yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Aceh. Pos-pos ini bertujuan memberikan layanan kepada pemudik agar dapat bermobilitas dengan aman dan nyaman.
"Pemerintah memprediksi puncak arus mudik akan terjadi pada 28 hingga 30 Maret 2025, sedangkan puncak arus balik diperkirakan berlangsung pada 5 hingga 7 April 2025. Berdasarkan survei Kementerian Perhubungan RI, potensi pergerakan masyarakat selama libur Lebaran 2025 mencapai 52 persen dari total populasi Indonesia atau setara dengan 146,48 juta orang," jelas Kartiko.
(agse/dhm)