Hujan es melanda di provinsi Farah bagian barat, Afghanistan. Pejabat setempat mengatakan ada 21 orang tewas akibat dari kejadian tersebut.
"Dua puluh satu orang tewas dan enam lainnya cedera akibat hujan es di provinsi Farah bagian barat," kata kepala Departemen Penanggulangan Bencana Provinsi Farah, Mohammad Israel Sayar, seperti dilansir detikNews dari AFP, Selasa (25/2/2025).
Para korban tersebut merupakan anggota dua keluarga yang pergi piknik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara di Kandahar selatan, departemen penanggulangan bencana setempat mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 8 orang -- termasuk wanita dan anak-anak -- tewas di beberapa lokasi akibat hujan lebat.
"Hari ini, empat wanita yang sedang sibuk mencuci pakaian tersapu banjir... dan hanya satu wanita yang selamat," kata pernyataan itu.
Departemen pananggulangan bencana menambahkan bahwa seorang anak tenggelam di Kandahar. Sementara atap rumah runtuh menimpa sebuah keluarga yang menewaskan seorang wanita dan tiga anak.
Di antara negara-negara termiskin di dunia setelah puluhan tahun perang, Afghanistan sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, yang menurut para ilmuwan memicu cuaca ekstrem.
Negara ini berada di peringkat keenam yang paling rentan terhadap perubahan iklim.
Kekeringan, banjir, degradasi lahan, dan menurunnya produktivitas pertanian merupakan ancaman utama. Hal itu diungkap oleh perwakilan badan pembangunan PBB di Afghanistan, Stephen Rodriques, pada tahun 2023.
Banjir bandang pada bulan Mei tahun lalu menewaskan ratusan orang dan membanjiri sebagian besar lahan pertanian di Afghanistan, tempat 80 persen orang bergantung pada pertanian untuk bertahan hidup.
(dhm/dhm)