Seorang muslim harus memiliki sifat ikhlas. Namun dalam Islam ada beberapa tingkatan ikhlas. Berikut pembahasan tentang pentingnya ikhlas dan tingkatannya.
Dilansir detikHikmah dari buku Terapi Hati karya Amru Khalid, ikhlas berarti mendedikasikan dan mengorientasikan seluruh ucapan dan perbuatan, hidup dan mati, diam, gerak dan bicara, dalam kesendirian atau keramaian, serta segala tingkah laku di dunia ini hanya untuk satu hal, yakni keridhaan Allah SWT.
Sifat ikhlas merupakan hal yang peting namun tidaklah mudah. Pendapat lain, ikhlas juga dapat diartikan 'menunggalkan Allah SWT' sebagai tujuan seluruh perbuatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam banyak hadis, dijelaskan pentingnya bagi seorang muslim untuk bersikap ikhlas. Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Umamah, suatu ketika seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, "Bagaimana pandanganmu tentang seorang laki-laki yang berperang untuk mencari upah dan sanjungan, apa yang akan diperolehnya?"
Rasulullah SAW menjawab, "Dia tidak akan memperoleh apa-apa." Laki-laki itu mengulangi pertanyaan tersebut sebanyak tiga kali, dan Rasulullah SAW tetap menjawab, "Dia tidak akan memperoleh apa-apa." Lalu beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal, kecuali jika dikerjakan dengan ikhlas semata-mata untuk-Nya dan untuk mencari ridha-Nya." (HR Abu Daud dan Nasa'i)
Hadits lain yang diriwayatkan dari Syadad bin Aus, dia pernah mendengar Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa berpuasa karena pamer, maka dia telah berbuat syirik. Barangsiapa sholat karena pamer, maka dia telah berbuat syirik. Dan barangsiapa berzakat karena pamer, maka dia telah berbuat syirik." (HR Baihaqi)
Berikut tingkatan ikhlas dalam Islam dilansir detikHikmah dari buku Dahsyatnya Ikhlas karya Mahmud Ahmad Mustafa,
1. Ikhlas Meraih Kebahagiaan Duniawi
Ini merupakan tingkatan ikhlas yang paling rendah. Seseorang yang ikhlas meraih kebahagiaan duniawi beramal dan beribadah dengan harapan agar Allah memberikan kekayaan di dunia.
Contohnya, seperti seorang mengamalkan satu amalkan tertentu agar Allah memberinya rezeki yang banyak. Ia pun berharap keinginannya yang bersifat duniawi dikabulkan Allah.
Meskipun tingkatan ikhlas ini menjadi tingkatan yang paling rendah, namun hal ini masih dinilai baik karena orang tersebut meminta kepada Allah bukan pada yang lain.
2. Ikhlasuk Aabidiin
Ikhlasuk Aabidiin merupakan tingkatan ikhlas yang selanjutnya, yaitu ikhlasnya orang yang ahli ibadah.
Dalam tingkatan ini, seseorang sudah ikhlas dalam menjalankan ibadah, namun mereka juga masih diikuti rasa pamrih. Orang ini ikhlas dalam ibadahnya namun masih memiliki keinginan-keinginan.
Keinginan ini tidak melulu materi atau duniawi, termasuk keinginan untuk masuk surga, takut neraka, ingin bahagia dunia akhirat dan lainnya. Dalam tingkatan ini, seseorang masih dipengaruhi oleh nafsu hanya karena ingin mendapatkan pahala dan menghindar dari ancaman siksa.
3. Ikhlasul Muhibbin
Selanjutnya yaitu ikhlasul muhibbin, yaitu ikhlasnya orang-orang yang mencintai Allah SWT. Orang yang memiliki tingkat ikhlas ini beramal semata-mata karena Allah SWT, mengagungkan Allah, memuliakan dan menghormati Allah SWT dengan sepenuh hati.
Ibadah yang mereka lakukan tidak lagi didorong keinginan atau pamrih pribadi, baik itu dunia maupun akhirat.
4. Ikhlasul Arifin
Tingkat ikhlas tertinggi adalah ikhlasul arifin, yaitu ikhlasnya orang-orang yang sadar dan makrifat pada Allah SWT. Mereka menganggap gerak dan diamnya semata-mata karena Allah SWT.
Orang-orang yang mencapai tingkatan ini tidak lagi merasa mampu atau memiliki kekuatan apapun selain hanya dari Allah SWT. Amal, ibadah dan segala perbuatan mereka adalah atas pertolongan Allah SWT.
Mereka tak lagi melakukan ibadah karena mengharap pahala atau menginginkan surga melainkan tulus ikhlas lillahi ta'ala, tanpa pamrih atau keinginan apapun.
Artikel ini telah terbit di detikHikmah dengan judul: Ikhlas Adalah Sikap yang Wajib Dimiliki Muslim, Ini Tingkatannya |
(nkm/nkm)