Ramai-ramai Warga Taiwan Vaksinasi Flu usai Kematian Barbie Hsu

Ramai-ramai Warga Taiwan Vaksinasi Flu usai Kematian Barbie Hsu

Khadijah Nur Azizah - detikSumut
Jumat, 07 Feb 2025 06:00 WIB
TAIWAN, CHINA - AUGUST 04: (CHINA MAINLAND OUT)Barbie Hsu attends a skin care product promotion conference on 04th August, 2015 in Taipei, Taiwan, China.(Photo by TPG/Getty Images)
Foto: Getty Images/TPG
Medan -

Permintaan terhadap vaksin influenza di Taiwan meningkat drastis setelah aktris Barbie Hsu meninggal dunia akibat komplikasi yang berkaitan dengan flu. Laporan terbaru menunjukkan bahwa jumlah vaksin flu yang masih tersedia dan didanai oleh pemerintah kurang dari 100.000 dosis.

Setelah berita tentang kematian Hsu menjadi sorotan utama di Taiwan pada Senin (3/2), sekitar 110 ribu dosis vaksin flu yang didanai pemerintah telah diberikan dalam periode 4-5 Februari. Sebagai perbandingan, dalam rentang waktu 1 hingga 20 Januari, rata-rata hanya sekitar 24.700 dosis vaksin flu yang disalurkan per hari.

Dilansir dari Taiwan Focus, Wakil Direktur Jenderal CDC Tseng Shu-huai menyebutkan bahwa pada Rabu, jumlah vaksin influenza yang tersisa dalam program pemerintah hanya sekitar 90.000 dosis. Sementara itu, produsen vaksin di Taiwan masih memiliki sekitar 400 ribu dosis yang dapat dibeli secara mandiri oleh masyarakat, di luar stok yang disimpan di berbagai institusi medis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi kemungkinan pengadaan tambahan vaksin flu, Tseng menjelaskan bahwa CDC masih mempertimbangkan situasi secara menyeluruh sebelum mengambil keputusan lebih lanjut.

Presiden Pencegahan Penyakit Menular Taiwan, Chang Feng-yee, mengungkapkan bahwa wabah flu biasanya mencapai puncaknya pada awal tahun. Ia juga menekankan bahwa pada periode ini, sebagian besar masyarakat yang membutuhkan vaksin flu seharusnya sudah mendapatkannya.

ADVERTISEMENT

"Kebanyakan orang yang membutuhkannya [suntikan flu] seharusnya sudah menerimanya," kata Chang.

Meskipun demikian, kematian Hsu telah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan flu, yang akhirnya mendorong lebih banyak orang untuk melakukan vaksinasi.

Chang, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala CDC, menjelaskan bahwa pengadaan vaksin oleh lembaga kesehatan mengikuti perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan pertimbangan matang terhadap pasokan dan distribusi. Menurutnya, pengadaan vaksin darurat hanya mungkin dilakukan jika terjadi wabah global akibat munculnya jenis flu baru.

Chang juga menegaskan bahwa musim flu tahun ini bukanlah yang terburuk dalam satu dekade terakhir dan tidak cukup untuk dikategorikan sebagai keadaan darurat nasional.

"Karena distribusi vaksin biasanya selesai sekitar tahun ini, cukup sulit [bagi CDC] untuk mendapatkan batch tambahan pada saat ini," tambahnya.

Artikel ini telah terbit di detikHealth dengan judul: Permintaan Vaksinasi Flu Melonjak di Taiwan pasca Kematian Barbie Hsu



(nkm/nkm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads