BP3MI Kepri Sebut PMI Tertembak di Malaysia Diduga Berasal dari Aceh

BP3MI Kepri Sebut PMI Tertembak di Malaysia Diduga Berasal dari Aceh

Alamudin Hamapu - detikSumut
Senin, 27 Jan 2025 11:30 WIB
Kepala BP3MI Kepri, Iman Riyadi.
Foto: Kepala BP3MI Kepri, Iman Riyadi. (Alamudin/detikSumut)
Batam - Balai Pelayanan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Kepulauan Riau (Kepri) menyebut PMI yang tertembak di Perairan Tanjung Rhu, Malaysia diduga berasal dari Aceh. Para korban saat ini tengah dirawat rumah sakit di Malaysia.

"Informasi awal itu warga Aceh, tapi masih pendalaman lebih lanjut. Sementara bukan dari Kepri, nanti informasi terbaru soal itu akan kami sampaikan," kata Kepala BP3MI Kepri, Kombes Imam Riyadi, Senin (27/1/2025).

Imam menyebut untuk pihaknya juga masih menunggu data pasti para PMI yang mengalami insiden penembakan. Saat ini KBRI Kuala Lumpur dan atase Polri di Malaysia masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.

"Untuk data korban kami belum terima, korban masih di rawat di Malaysia dan masih dalam penyelidikan Polisi Diraja Malaysia yang berkoordinasi dengan KBRI di Kuala Lumpur dan Atase Polri," ujarnya.

Imam menerangkan, BP3MI Kepri siap membantu kepolisian dan instansi terkait bila ada keterkaitan jalur penyebrangan dari wilayah Kepri.

"Kami siap, khususnya BP3MI di wilayah perbatasan bila hasil penyelidikan PMI ada keterkaitannya di wilayah Kepri kita akan berkoordinasi dengan kepolisian dan pihak terkait untuk pengungkapan ini," ujarnya.

Sebelumnya, Warga Negara Indonesia (WNI) yang merupakan pekerja migran ditembak di Perairan Tanjung Rhu, Malaysia. Satu orang dikabarkan tewas, sementara empat lainnya mengalami luka-luka.

Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (24/1). Insiden penembakan PMI itu dilakukan oleh otoritas Maritim Malaysia, yaitu Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia (APMM).

"Jadi kronologi kejadiannya berawal pada hari Jumat 24 Januari 2025 pukul 03.00 pagi di perairan Tanjung Rhu, Malaysia. Di mana saat itu patroli APMM tengah bertugas dan ada sebuah kapal yang ditumpangi atau diawaki oleh lima orang WNI Pekerjaan Migran Indonesia unprocedural," kata Christina Minggu (26/1/2025) dikutip dari detikNews.

Dia menyebut satu orang WNI tewas dalam kejadian penembakan itu. Sementara satu lainnya dikabarkan kritis dan tiga WNI luka-luka.

"Intinya telah terjadi penembakan yang menimbulkan korban satu orang pekerjaan migran meninggal dunia dan empat orang dalam keadaan luka-luka. Yang satu juga kabarnya saat ini tengah kritis," ujar Christina.

"Atas nama Kementerian P2MI, saya Wakil Menteri P2MI Christina Aryani mengucapkan turut berduka mendalam atas meninggalnya seorang pekerjaan migran kita ini korban penembakan dan mendoakan agar 4 orang yang saat ini tengah dirawat bisa segera diberikan kesembuhan," tambahnya.

P2MI mengecam tindakan yang dilakukan APMM menggunakan senjata api. Ia meminta pemerintah Malaysia mengusut penggunaan kekuatan secara berlebihan atau excessive use of force dalam kasus ini.

"Sikap kami, Kementerian P2MI mengecam tindakan atau penggunaan kekuatan berlebihan oleh Otoritas Maritim Malaysia terhadap 4-5 orang pekerja migran yang telah menyebabkan satu korban meninggal dunia dan empat lainnya luka-luka," ujar Christina.


(afb/afb)


Hide Ads