HNSI Sebut Nelayan Batam Diintimidasi Kapal Patroli Singapura di Perbatasan

Kepulauan Riau

HNSI Sebut Nelayan Batam Diintimidasi Kapal Patroli Singapura di Perbatasan

Alamudin Hamapu - detikSumut
Jumat, 27 Des 2024 15:31 WIB
Kapal Patroli Singapura intimidasi kapal nelayan di perbatasan. (Istimewa
Foto: Kapal Patroli Singapura intimidasi kapal nelayan di perbatasan. (Istimewa
Batam -

Sejumlah nelayan asal Kecamatan Belakang Padang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) mendapatkan intimidasi dari kapal patroli Marine Police Singapura. Kejadian tersebut terjadi di perairan Pulau Nipah pada Selasa (24/12).

Dari video yang diterima detikSumut, pada Jumat (27/12/ 2024) terlihat beberapa kapal nelayan asal Belakang Padang dihampiri kapal patroli Marine Police Singapura. Kapal tersebut kemudian diduga berusaha menciptakan gelombang besar yang membuat satu orang nelayan terlempar ke laut.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kepri, Distrawandi, mengecam tindakan kapal patroli Marine Police Singapura terhadap para nelayan asal Belakang Padang. Menurutnya tindakan tersebut tak manusiawi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sangat kecewa dengan pihak Singapura. Manuver kapal kepompong seperti itu sangat membahayakan nyawa. Ini tindakan yang tidak berperikemanusiaan," kata Distrawandi saat dihubungi Jumat (27/12/2024).

Distrawandi mengatakan tindakan kapal patroli Singapura itu mencederai hari masyarakat Kepri. Ia menyebut jika para nelayan melanggar batas perairan harusnya ditegur dengan cara-cara kemanusiaan.

ADVERTISEMENT

"Terkait yang dilakukan patroli Marine Singpura mencederai hati nelayan Kepri. Jika nelayan masuk zona batas, ya jangan melakukan hal seperti, bisa dilakukan himbauan secara manusiawi," ujarnya.

Distrawandi mengklaim lokasi pengusiran nelayan Belakang Padang masih merupakan zona tangkap nelayan. Ia meminta pemerintah untuk memastikan hal itu.

"Memang zona tangkap tradisional di sana. Kami masih mengklaim itu wilayah kita. Benar atau salahnya pemerintah Indonesia dan Singapura menentukan hal tersebut," ujarnya.

Distrawandi mengatakan saat kejadian manuver kapal patroli Singapura itu mengakibatkan seorang nelayan terjatuh ke laut. Saat kejadian terdapat 5 kapal dan sekitar 9 orang nelayan asal Belakang Padang

"Nelayan kita sekitar 5 kapal pompong, jumlah nelayan Lebih kurang 9 orang," ujarnya.

Ketua HNSI Kepri itu mengatakan kejadian yang dialami nelayan Belakang Padang itu bukan pertama kali. Ia menyebut kejadian itu pengusiran seperti itu sudah sering terjadi hingga kapal nelayan pernah tertabrak.

"Sementara tak ada yang rusak, tapi nelayan kita terlempar ke laut. Ini bukan kejadian pertama selama ini sudah banyak kejadian, kemarin ada yang kapal pecah, ada yang keseleo karena terkena kapal Singapura," ujarnya.

Distrawandi mengatakan siang ini, pihaknya akan mendatangi kantor Konjen Singapura di Batam untuk mempertanyakan kejadian yang menimpaku nelayan Belakang Padang.

"Saat ini kami akan ke kantor konjen Singapura untuk mempertanyakan kejadian itu. Kami kami dari HNSI menjadi corong aspirasi nelayan untuk perlindungan hukum," ujarnya.




(nkm/nkm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads