20 Tahun Tsunami, Pj Gubernur Aceh: Tak Bisa Kita Hadapi Bencana Sendirian

20 Tahun Tsunami, Pj Gubernur Aceh: Tak Bisa Kita Hadapi Bencana Sendirian

Agus Setyadi - detikSumut
Kamis, 26 Des 2024 13:33 WIB
Peringatan 20 tahun tsunami Aceh. (Agus Setyadi/detikSumut)
Foto: Peringatan 20 tahun tsunami Aceh. (Agus Setyadi/detikSumut)
Banda Aceh -

Warga Aceh larut dalam doa saat peringatan 20 tahun tsunami yang digelar di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Pj Gubernur Aceh Safrizal ZA mengajak semua pihak memperkuat solidaritas global untuk membangun dunia bebas dari penderitaan.

Peringatan tsunami diawali dengan membunyikan sirine selama tiga menit tepat pukul 08.00 WIB, Kamis (26/12/2024). Warga yang hadir ke lokasi tak kuasa menahan tangis saat mendengar suara sirine meraung-raung.

Setelah itu, warga mengikuti doa bersama serta serangkaian kegiatan lainnya. Dalam peringatan kali ini, Pemerintah Aceh juga memberikan piagam apresiasi kepada negara-negara yang telah membantu Tanah Rencong saat bencana dahsyat 26 Desember 2004 lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga juga berlinang air mata saat mendengar kisah Delisa, seorang penyintas tsunami yang selamat setelah terbawa arus sekitar 8 kilometer. Pasca bencana, Delisa kala itu berusia 7 tahun harus menjalani tiga kali amputasi kaki.

Rangkaian kegiatan peringatan 20 tahun tsunami ditutup dengan tausyiah yang disampaikan KH. Abdullah Gymnastiar atau dikenal dengan AA Gym. Acara itu juga dihadiri Dubes serta beberapa konsulat negara yang membantu Aceh.

ADVERTISEMENT

"Peringatan 20 tahun Tsunami menjadi momentum untuk merefleksikan nilai-nilai kebersamaan, ketangguhan, dan keimanan. Dalam menghadapi bencana yang begitu dahsyat, kita belajar bahwa manusia tidak bisa berdiri sendiri. Kita membutuhkan uluran tangan sesama, doa yang tulus, dan semangat gotong-royong untuk mengatasi segala tantangan," kata Safrizal dalam sambutannya.

Tsunami yang terjadi pada pukul 7.58 WIB itu diawali dengan gempa berkekuatan 9,1 magnitudo. Semong menyebabkan 170 ribu orang meninggal dunia, serta menghancurkan lebih dari 250 ribu rumah, ratusan sekolah, puluhan rumah sakit, dan berbagai infrastruktur vital lainnya.

Peristiwa itu disebut meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat Aceh, namun saat bersamaan juga menjadi pengingat akan kebesaran Allah dan betapa kecilnya makhluk di hadapan-Nya. Menurutnya, ketika berita tentang tsunami Aceh menyebar ke seluruh dunia, komunitas internasional bergerak dengan kecepatan dan solidaritas yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah kemanusiaan modern.

"Lebih dari 60 negara, ratusan organisasi internasional, dan ribuan relawan dari berbagai penjuru dunia datang ke Aceh, membawa bantuan, harapan, dan semangat untuk bangkit kembali. Kita menyaksikan bagaimana dunia bersatu untuk Aceh. Kita menyaksikan bagaimana ribuan relawan internasional bekerja tanpa kenal lelah," jelasnya.

Tsunami mengakhiri konflik antara RI dengan Gerakan Aceh Merdeka yang terjadi selama 30 tahun. Lewat momen peringatan tsunami, Mantan Pj Bangka Belitung itu mengajak masyarakat untuk memperkuat keimanan, memperbaiki hubungan dengan Allah, dan meningkatkan kepedulian kita terhadap sesama.

"Semoga hubungan persaudaraan yang telah terjalin selama dua puluh tahun ini terus terjaga, bahkan semakin erat, demi membangun dunia yang lebih baik, penuh kasih sayang, dan bebas dari penderitaan. Marilah kita terus memperkuat solidaritas global, karena hanya dengan kebersamaan kita mampu menghadapi tantangan-tantangan besar di masa depan," ujar Safrizal.




(agse/nkm)


Hide Ads