Uskup Agung Medan Kornelius Sipayung menyampaikan pesan Natal 2024. Berikut pesan Natal dari Keuskupan Agung Medan yang menyampaikan soal bergegas mengasihi hingga bergegas bergerak meninggalkan zona nyaman.
"Natal adalah saat dimana kita merenungkan misteri inkarnasi Allah, Allah yang datang ke dunia dalam kerendahan hati dalam diri seorang bayi di Betlehem, Injil Lukas mengisahkan reaksi para gembala setelah mendengar pesan malaikat, mari kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana seperti yang diberitakan Tuhan kepada kita," kata Kornelius Sipayung yang dilihat di akun YouTube Komsos KAM, Rabu (25/12/2024).
Kornelius menjelaskan jika sikap para gembala yang tidak menunda-nunda merupakan cerminan iman. Mereka bergerak meskipun pesan itu datang di malam hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sikap ini bukan hanya milik gembala, sikap bergegas-gegas para gembala adalah cerminan iman yang hidup setelah mendengar pesan ilahi yang disampaikan oleh malaikat, mereka tidak tinggal diam atau menunda-nunda, mereka bergerak melangkah menuju apa yang dikatakan oleh Allah meskipun pesan itu datang di malam yang tenang dan mungkin tidak nyaman," ucapnya.
Orang Majus juga bergegas meninggalkan tanah asal mereka menuju sang Mesias lahir. Bahkan dalam sejarah, banyak tokoh-tokoh yang bergegas menuju tempat yang ditunjukkan oleh Tuhan.
"Yusuf, bergegas membawa Maria dan bayi Yesus ke Mesir setelah menerima pesan malaikat dalam mimpi, orang Majus bergegas meninggalkan tanah asal mereka mengikuti bintang ke tempat sang Mesias lahir, bahkan dalam sejarah keselamatan banyak tokoh-tokoh yang ditulis dalam kitab suci bergegas menuju tempat yang ditunjukkan oleh Tuhan," ujarnya.
Kornelius menyebutkan jika Natal bukan hanya perayaan kelahiran Yesus. Lebih jauh, Natal adalah panggilan untuk bergegas melaksanakan kehendak Allah.
"Natal bukan hanya sekedar perayaan kelahiran Yesus, Natal adalah panggilan bagi kita untuk bergegas melaksanakan apa yang dikehendaki oleh Allah, dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali merasa nyaman dalam rutinitas kita, enggan untuk bergerak apalagi berubah," sebutnya.
Iman sejati disebut memanggil untuk meninggalkan zona nyaman dan mengambil langkah menhju kasih dan kebenaran Allah. Manusia dipanggil untuk mendekati dan mengasihi sesama terutama yang paling membutuhkan.
"Namun iman yang sejati memanggil kita untuk meninggalkan zona nyaman dan mengambil langkah menuju kasih dan kebenaran Allah, kita dipanggil untuk bergegas mengasihi sebagaimana Allah bergegas mendekat manusia dalam diri Yesus, sekarang kita dipanggil untuk bergegas mendekati sesama terutama mereka yang paling membutuhkan," ungkapnya.
Kornelius menjelaskan Natal adalah momen untuk merenungkan hidup dan meninggalkan dosa. Manusia dipanggil untuk kembali memuliakan Allah hingga menjadi saksi kasih Allah.
"Kita dipanggil untuk bergegas berubah, Natal adalah momen untuk merenungkan apakah hidup kita sudah sesuai dengan kehendak Allah, maka kita dipanggil untuk berubah meninggalkan dosa dan menjalani hidup baru penuh dengan kasih dan pengampunan," jelasnya.
"Juga kita dipanggil untuk bergegas dalam bersaksi seperti para gembala yang kembali memuliakan Allah setelah melihat bayi Yesus, kita dipanggil untuk menjadi saksi kasih Allah di dunia ini," imbuhnya.
Paus Fransiskus disebut berkata Natal adalah untuk bergerak. Sehingga Kornelius meminta agar jangan takut untuk meninggalkan zona nyaman.
"Paus Fransiskus dalam satu homili nya berkata demikian Natal adalah undangan untuk bergerak, jangan takut untuk meninggalkan zona kenyamanan anda, Allah memanggil saya, memanggil anda untuk bertemu dengannya dan dalam perjumpaan itu hidup anda akan berubah," ucapnya.
Di akhir, Kornelius berpesan agar semua sesegera mungkin melangkah mendengarkan panggilan Allah. Meskipun jalan penuh tantangan, di akhir perjalanan akan ada sukacita sejati.
"Saudara-saudari, Natal adalah undangan untuk bergegas menuju Yerusalem, bergegas menjumpai Yesus yang hadir dalam hidup kita setiap hari, seperti para gembala, Yusuf, orang Majus, marilah kita mendengarkan panggilan Allah dan sesegera mungkin melangkah meskipun jalan itu penuh tantangan, sebab di akhir perjalanan itu kita akan menemukan sukacita sejati yakni Imanuel, Allah menyertai kita," tutupnya.
(dhm/dhm)