Penerbangan Delay 3 Jam gegara 2 Pilot Minum Sebotol Anggur Sebelum Terbang

Internasional

Penerbangan Delay 3 Jam gegara 2 Pilot Minum Sebotol Anggur Sebelum Terbang

Syanti Mustika - detikSumut
Jumat, 13 Des 2024 06:30 WIB
Ilustrasi Pilot
Foto: Ilustrasi. (iStock)
Jakarta -

Penumpang pesawat Japan Airlines terpaksa menunggu selama tiga jam. Hal itu terjadi setelah hasil pemeriksaan terhadap dua pilot menunjukkan kadar alkohol tinggi.

Dilansir detikTravel dari Traicy, Kamis (12/12/2024) awalnya kedua pilot Japan Airlines itu dijadwalkan terbang dari Melbourne ke Tokyo/Narita pada tanggal 1 Desember pukul 7:20 pagi. Namun, penerbangan tersebut harus mengalami penundaan keberangkatan selama 3 jam 11 menit, setelah pilot terdeteksi memiliki kadar alkohol di atas standar.

Menurut JAL, sebelum bertugas kedua kapten itu, yakni Kapten A dan Kapten B, melakukan tes napas mandiri di hotel mereka pada Senin sekitar pukul 05.00 waktu setempat. Alat tes menunjukkan kadar alkohol melebihi standar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, Kapten A meminta penundaan shiftnya selama satu jam karena sakit. Sedangkan Kapten B melanjutkan perjalanan ke bandara.

Kemudian Kapten B menjalani tes tambahan di bandara, dan ditemukan memiliki kadar alkohol dalam tubuhnya. Dia pun harus menjalani beberapa tes hingga hasil di bawah batas dikonfirmasi pada pukul 08.15.

ADVERTISEMENT

Sebaliknya, Kapten A, setelah menjalani tes ulang di hotel dan memperoleh hasil di bawah batas, menuju ke bandara sekitar pukul 06.00.

Akibatnya, penerbangan JL744 berangkat dari Melbourne pada pukul 10.31, terlambat 3 jam 11 menit dari jadwal. Penerbangan tersebut kemudian tiba di Tokyo/Narita pada pukul 17.57 sore.

Penerbangan itu membawa 103 penumpang dengan diawaki 11 orang, terdiri dari dua kapten, satu kopilot dan delapan pramugari.

Maskapai pun melakukan investigasi internal yang mengungkapkan bahwa Kapten A dan B telah mengonsumsi alkohol melebihi ketentuan perusahaan. Mereka mengonsumsi alkohol pada tanggal 30 November, antara pukul 2 siang dan 4 sore, atau sehari sebelum bertugas.

Kala itu mereka mengunjungi sebuah restoran di dekat hotel dan mengonsumsi dua gelas soda dan dua botol anggur.

JAL telah menetapkan pedoman internal yang mengharuskan pilot memiliki kadar alkohol yang setara dengan empat minuman (40 gram alkohol murni) atau kurang dalam sistem tubuh mereka 12 jam sebelum dimulainya shift kerja. Setiap tes napas yang menghasilkan kadar alkohol lebih dari 0,00 miligram per liter sebelum bertugas akan mengakibatkan skorsing dari pekerjaan.

Sebelumnya, insiden pilot mabuk membuat JAL mendapat teguran dari pemerintah. Pada tanggal 2 April lalu, seorang pilot yang dijadwalkan terbang dari Dallas/Fort Worth ke Tokyo/Haneda menyebabkan gangguan di hotel saat mabuk sehari sebelumnya, yang menyebabkan pembatalan penerbangan.

Menanggapi hal ini dan insiden serupa, JAL pun menerima peringatan keras dari Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata pada 27 Mei dan mengajukan tindakan untuk mencegah terulangnya kejadian tersebut pada 11 Juni.

Untuk kasus terbaru ini, JAL melaporkan ke Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata pada 6 Desember.

"Kami menanggapi situasi ini dengan serius, terutama setelah menerima peringatan keras. Kami tengah melakukan wawancara lebih lanjut dengan awak pesawat yang terlibat dan pihak lain untuk memastikan penerapan langkah-langkah pencegahan terulang secara menyeluruh," kata seorang perwakilan JAL.

Baca selengkapnya di sini




(mjy/mjy)


Hide Ads