Pemilihan Ketua BEM Unimal Aceh Ricuh, 3 Mahasiswa Terluka-Lapor Polisi

Aceh

Pemilihan Ketua BEM Unimal Aceh Ricuh, 3 Mahasiswa Terluka-Lapor Polisi

Agus Setyadi - detikSumut
Jumat, 06 Des 2024 19:23 WIB
Ilustrasi penganiayaan (dok detikcom)
Ilustrasi. (Foto: dok detikcom)
Lhokseumawe -

Pemilihan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Malikussaleh (Unimal) Lhokseumawe, Aceh berakhir ricuh. Tiga mahasiswa disebut menjadi korban sehingga membuat laporan ke polisi.

"Tiga mahasiswa terluka dalam insiden ini yaitu IHAS (21), RAS (23) dan A (21). Mereka telah melaporkan kejadian tersebut ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Lhokseumawe untuk diproses lebih lanjut," kata Kasat Reskrim Polres Lhokseumawe Iptu Yudha Prasatya dalam keterangannya, Jumat (6/12/2024).

Insiden kericuhan antar mahasiswa itu terjadi di halaman Gedung Fakultas Ekonomi di Kampus Bukit Indah, Kamis (5/12) sore. Kejadian tersebut diduga dipicu hasil pemilihan sidang sengketa pemilihan ketua BEM periode 2025-2026.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yudha menjelaskan, sidang yang berlangsung di Gedung Sekretariat Komisi Pemilihan Raya Mahasiswa (KPRM) memutuskan pasangan calon Muhammad Illal Sinaga sebagai ketua BEM terpilih. Tim sukses pasangan Zulheri disebut tidak terima sehingga melakukan provokasi berujung penyerangan terhadap pendukung Illal.

Ketegangan disebut meningkat sekitar pukul 18.00 WIB ketika pendukung Zulheri menghadang tim Illal di gerbang kampus. Sebagian pendukung pasangan nomor urut 01 itu disebut tidak diizinkan meninggalkan area kampus.

ADVERTISEMENT

Keributan di sana dapat diatasi setelah personel Polsek Muara Satu dan personel Polres Lhokseumawe turun tangan. Kedua kubu disebut membubarkan diri sekitar pukul 19.30 WIB.

"Laporan dari korban sudah diterima dan saat ini sedang dilakukan proses penyelidikan awal yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi dan bukti awal terkait dugaan peristiwa pidana yang dilaporkan oleh korban tersebut," jelas Yudha.

"Saat ini, situasi di kampus Unimal telah kondusif setelah dilakukan mediasi. Insiden ini mengingatkan akan pentingnya penyelesaian konflik dengan cara damai demi menjaga keharmonisan di lingkungan akademik," ujar Yudha.




(agse/dhm)


Hide Ads