Dua personel Polres Nias Selatan (Nisel) harus berjuang melawan badai dan ombak tinggi saat mengantarkan kotak suara Pilkada 2024 ke pulau-pulau kecil di Nisel. Keduanya mengantarkan logistik Pilkada dengan menaiki perahu kayu nelayan.
Berdasarkan video yang dilihat detikSumut, Selasa (26/11/2024), tampak ada lima orang yang berada di perahu kayu itu.
Mereka tengah berada di tengah lautan. Awan saat itu tampak mendung dan tengah turun hujan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua di antaranya menggunakan seragam polisi. Salah satu anggota polisi turut melaporkan soal situasi saat mengantarkan logistik itu.
Polisi itu melaporkan bahwa kondisi tengah badai dan gelombang laut tengah tinggi. Dia pun meminta doa agar mereka bisa selamat.
"Izin melaporkan, personel pengamanan TPS Desa Bale-bale, Kecamatan Pulau-pulau Batu Utara, kondisi cuaca saat ini sedang badai komandan. Semoga selamat sampai tujuan. Doakan selamat ya pak, angin kencang, gelombang," ujar polisi tersebut.
Kapolres Nisel AKBP Boney Wahyu Wicaksono membenarkan bahwa dua polisi itu adalah anggotanya. Dia menyebut kedua polisi tersebut bernama Briptu Agung Handoko dan Briptu Bilmoses Silaen. Mereka mengantarkan logistik ke Desa Bale-Bale, Kecamatan Pulau-Pulau Batu Utara, pada Senin (25/11).
"Mereka rela hadapi hujan badai dan gelombang besar saat hendak mendistribusikan logistik Pilkada di dua TPS desa itu," kata Boney.
Dia mengatakan harusnya butuh waktu dua jam untuk bisa sampai ke pulau tersebut. Namun, karena badai, personel baru tiba di Desa Bale-bale setelah tiga jam. Beruntung logistik Pilkada tiba di desa tersebut tanpa mengalami kerusakan.
"Walaupun kedua personel tersebut sedikit merasa panik dan ketakutan hadapi cuaca saat itu. Namun, dengan semangat juang dan dedikasi tinggi, mereka hadapi, sehingga logistik pilkada ke Desa Bale-bale tersebut berhasil didistribusikan dengan aman, tanpa kerusakan. Kita pastikan mulai dari proses tahapan hingga pelaksanaan Pilkada nantinya akan berjalan dengan sukses," jelasnya.
Hal serupa juga terjadi di Desa Loloabolo, Kecamatan Amandraya, Nisel. Personel kepolisian harus lima kali melewati sungai dan berjalan kaki selama dua jam. Sebab, akses ke desa tersebut belum bisa dilalui kendaraan.
"Akses menuju desa ini tidak dapat dilalui kendaraan, dikarenakan melintasi sungai hingga sekitar lima kali, sehingga petugas harus berjalan kaki sekitar dua jam lebih untuk melintasi medan yang sulit itu," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi.
Hadi menyebut akses menuju Desa Loloabolo itu juga licin. Namun, dia mengaku semangat para personel bersama panitia pemilu dan anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) tidak surut untuk mengantarkan logistik Pilkada ke lokasi tujuan.
"Tidak mudah menghadapi medan ekstrem seperti di Nias Selatan dan beberapa daerah terpencil lainnya. Namun, mereka tetap menjalankan tugas dengan maksimal demi keberhasilan Pilkada 2024," ujar Hadi.
(mjy/mjy)