- Puisi Hari Guru
- Guruku (Oleh Asty Kusumadewi)
- Terima Kasih Guru (Oleh Chairil Anwar)
- Puisi di Hari Guru (Oleh Deni Prabowo)
- Pena Sang Guru (Oleh Mesdiana)
- Bersamamu, Guruku (Oleh Yoga Permana Wijaya)
- Guruku Nomor Satu (Oleh Chairil Anwar)
- Guruku (Oleh Gus Mus)
- Di Hari Guru (Oleh Marzuli Ridwan Al-bantany)
- Guru (Oleh Kahlil Gibran)
- Guruku A (Oleh Chairil Anwar)
- Guru (Oleh Lukman Hakim Saifuddin)
Peringatan Hari Guru ditetapkan jatuh pada tanggal 25 November setiap tahun. Untuk menyemarakkan momen tersebut, biasanya diadakan berbagai kegiatan, salah satunya membacakan puisi bagi guru tersayang.
Membaca puisi di Hari Guru adalah sebagai bentuk apresiasi kepada para guru yang telah berperan penting dalam bidang pendidikan. Berikut ini 10+ puisi Hari Guru Nasional 2024 yang penuh makna dan menyentuh hati.
Puisi Hari Guru
Guruku (Oleh Asty Kusumadewi)
Dengan letih kau mengajariku
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan sabar kau mengajariku
Dengan hati kau mengajariku
Dengan senyum kau mengajariku
Arti dari sebuah rasa ikhlas
Arti dari sebuah rasa tulus
Itulah definisi dari dirimu
Guru terbaikku
Kau ajarkan semua hal baru
Membaca
Menulis
Bercerita
Hingga aku pandai dalam mengeja
Guruku,
Kaulah manusia yang kudoakan setelah orang tuaku
Penuh kasih sayang kau berikan padaku
Terima kasih atas dedikasimu
Semoga engkau sehat selalu
Terima Kasih Guru (Oleh Chairil Anwar)
Terima kasih, Guru
Untuk teladan yang telah kau berikan
Aku selalu mempertimbangkan semua yang kau ajarkan
Dan merefleksikan itu semua pada karakter dan pribadiku
Aku mau menjadi sepertimu
Pintar, menarik, dan gemesin
Positif, percaya diri, protektif
Aku mau menjadi sepertimu
Berpengatahuan, pemahaman yang dalam,
Berpikir dengan hati dan juga kepala
Memberikan kami yang terbaik
Dengan sensitif dan penuh perhatian
Aku mau menjadi sepertimu
Memberikan waktumu, energi, dan bakat
Untuk menyakinkan masa depan yang cerah pada kita semua
Terima kasih, Guru
Yang telah membimbing kami
Aku mau menjadi sepertimu
Puisi di Hari Guru (Oleh Deni Prabowo)
Dia belajar dengan mengajar
Dia mengajar dengan belajar
Dia mendidik untuk kepandaian
Bukan sekadar mencari gajian
Walaupun aku sadar dan paham
Banyak berita tentang dirimu
Di mana gajimu tak sepadan lelahmu
Kau tetap datang masuk ke kelas
Mengajarkan hitung dan baca
Mengenalkan seni dan sastra
Menyelamatkan setiap manusia
Dari lembah dalam kegoblokan
Jauh ke dalam hutan lebat
Kau tembus dengan semangat
Memberikan ilmu pendidikan
Menambah guna manusia
Pena Sang Guru (Oleh Mesdiana)
Pena guruku
Tak pernah bosan menari-nari di diriku
Menuliskan banyak warna di jiwaku
Coretan lembut, hangat menyentuh kalbuku
Pena guruku hebat
Karena penanya aku tak telat
Tugas-tugasku tak lambat
Walau panas matahari menyengat hingga hujan lebat
Pena guruku sangat mengagumkan
Aku pun terbuai angan
Dunia akan kuguncangkan
Menuju sebuah pencapaian
Kuingin penaku seperti miliknya
Menggoreskan, melukiskan dan mewarnai anak bangsa
Hasil penamu tak kunjung penuh makna
Kaulah sang penaku yang berjuang sepenuh jiwa
Bersamamu, Guruku (Oleh Yoga Permana Wijaya)
Ketika aku menatap langit
Tingginya takkan dapat kuraih berjinjit
Tapi tatkala aku menatapnya bersamamu, guruku
Aku dapat menggapai cita setinggi itu
Ketika aku memandang samudera
Hamparan luasnya takkan bisa kupeluk di dada
Tapi tatkala aku memandangnya bersamamu, guruku
Aku bisa merangkul mimpi seluas itu
Ketika aku melihat gunung
Beratnya takkan mampu kupikul di punggung
Tapi tatkala aku melihatnya bersamamu, guruku
Aku mampu mengangkat ilmu seberat itu
Itulah tinggi, luas dan bertanya jasa yang kau terima
Berkatmu. Ku Menatap, ku memandang, ku melihat sisi lain dunia
Tuk mengubahnya menjadi bekal kehidupan
Maka setinggi langit, seluas samudera dan seberat gunung
Terhatur terima kasih untukmu, guruku
Guruku Nomor Satu (Oleh Chairil Anwar)
Dengan namamu yang pengasih dan penyayang.
Aku bahagia karena kamu adalah guruku
Aku menikmati setiap pelajaran yang kamu ajarkan
Sebagai seorang teladan, kamu menginspirasiku
Untuk bermimpi, untuk bekerja dan untuk menggapai
Dengan kebaikanmu, aku memperhatikanmu
Tiap hari kamu menanamkan benih-benih
Dengan motivasi dan pengalaman hidupmu
Agar kutahu, agar kutumbuh dan agar kusukses
Kamu menolongku mengembangkan potensiku
Aku berterima kasih untuk semua jasa-jasamu
Aku mendoakanmu tiap hari, dan aku ingin berkata
Sebagai seorang guru, kamu nomor satu!
Guruku (Oleh Gus Mus)
Ketika aku kecil dan menjadi muridnya
Dialah di mataku orang terbesar dan terpintar
Ketika aku besar dan menjadi pintar
Kulihat dia begitu kecil dan lugu
Aku menghargainya dulu
Karena tak tahu harga guru
Ataukah kini aku tak tahu
Menghargai guru?
Di Hari Guru (Oleh Marzuli Ridwan Al-bantany)
Pagi itu, ketika salam dan senyummu menyapa,
Aku merasa ada sesuatu yang mengalir deras
Dari dalam jiwaku
Lebih deras dari nyanyian rintik hujan yang jatuh
Di dedaun kering
Dan halaman sekolah yang kita ditumbuhi
Rumput-rumput teki
Di wajahmu melukiskan hari esok untukku
Untuk teman-teman sekelas dan sebangku denganku
Kau beri kisah tentang cita-cita, tentang pengabdian
Yang mesti dirawat sepanjang masa
Sisi-sisi kehidupan sebagai tujuan penciptaan kita, Oleh-Nya Yang Maha Kuasa
Perajut Asa, Penyambung Mimpi
Karya Hang Irfan
Setiap harimu berdiri
Memandangi jiwa penuh mimpi
Beralun kata penuh makna
Membuka jalan penuh asa
Segelas ilmu yang tersaji
Seteguk amal yang kunikmati
Sebuhul pesan berbalut kasih
Merajut harap menutup perih
Kadang bibirmu bergetar hebat
Meneriaki ketidaktahuanku yang lambat
Meski lelah ucapmu membimbing
Keputusasaanmu tak bergeming
Wahai insan perajut asa
Meski diri kadang tak kuasa
Memendam amarah mengumbar murka
Namun hati masih terbuka
Guru (Oleh Kahlil Gibran)
Barangsiapa mau menjadi guru
Biarlah dia memulai mengajar dirinya sendiri
Sebelum mengajar orang lain
Dan biarkan pula dia mengajar dengan teladan
Sebelum mengajar dengan kata-kata
Sebab, mereka yang mengajar dirinya sendiri
Dengan membenarkan perbuatan-perbuatan sendiri
Lebih berhak atas penghormatan dan kemuliaan
Daripada mereka yang hanya mengajar orang lain
Dan membenarkan perbuatan-perbuatan orang lain
Guruku A (Oleh Chairil Anwar)
Mataku terperosok ke depan
Kala engkau memasuki kelas
Engkau seorang guru yang lucu
Engkau seorang guru yang keren
Engkau pintar, imut, dan ramah
Engkau yang menolong kami
Dan bila aku menilaimu
Guru (Oleh Lukman Hakim Saifuddin)
Tanpa Guru tak kan ada yang kita tahu
Tanpa Guru tak kan ada yang kita mampu
Tanpa Guru kita hanyalah debu yang terbang tak berarah
Ditiup angin tak tentu arah
Guru
Ucapanmu adalah petunjuk kami
Tindakanmu adalah teladan kami
Ridhomu adalah kunci sukses kami
Dan doamu, doamu adalah berkah tak bertepi
Maka, jika ada yang bertanya pada diri ini
Siapakah yang paling berjasa kepada diri ini?
Maka namamu yang akan kusebut pertama kali
Karena ibu dan ayah adalah juga guru utama kami
Demikian 10+ puisi Hari Guru Nasional 2024 yang penuh makna dan menyentuh hati. Adakah puisi favoritmu, detikers?
(afb/afb)