10+ Puisi Hari Guru Nasional 2024, Penuh Makna dan Menyentuh Hati

10+ Puisi Hari Guru Nasional 2024, Penuh Makna dan Menyentuh Hati

Felicia Gisela Br Sihite - detikSumut
Kamis, 21 Nov 2024 19:30 WIB
Contoh desain umbul-umbul Hari Guru Nasional 2024
Foto: Dok. Kemendikdasmen
Jakarta -

Peringatan Hari Guru ditetapkan jatuh pada tanggal 25 November setiap tahun. Untuk menyemarakkan momen tersebut, biasanya diadakan berbagai kegiatan, salah satunya membacakan puisi bagi guru tersayang.

Membaca puisi di Hari Guru adalah sebagai bentuk apresiasi kepada para guru yang telah berperan penting dalam bidang pendidikan. Berikut ini 10+ puisi Hari Guru Nasional 2024 yang penuh makna dan menyentuh hati.

Puisi Hari Guru

Guruku (Oleh Asty Kusumadewi)

Dengan letih kau mengajariku

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan sabar kau mengajariku

Dengan hati kau mengajariku

ADVERTISEMENT

Dengan senyum kau mengajariku

Arti dari sebuah rasa ikhlas

Arti dari sebuah rasa tulus

Itulah definisi dari dirimu

Guru terbaikku

Kau ajarkan semua hal baru

Membaca

Menulis

Bercerita

Hingga aku pandai dalam mengeja

Guruku,

Kaulah manusia yang kudoakan setelah orang tuaku

Penuh kasih sayang kau berikan padaku

Terima kasih atas dedikasimu

Semoga engkau sehat selalu

Terima Kasih Guru (Oleh Chairil Anwar)

Terima kasih, Guru

Untuk teladan yang telah kau berikan

Aku selalu mempertimbangkan semua yang kau ajarkan

Dan merefleksikan itu semua pada karakter dan pribadiku

Aku mau menjadi sepertimu

Pintar, menarik, dan gemesin

Positif, percaya diri, protektif

Aku mau menjadi sepertimu

Berpengatahuan, pemahaman yang dalam,

Berpikir dengan hati dan juga kepala

Memberikan kami yang terbaik

Dengan sensitif dan penuh perhatian

Aku mau menjadi sepertimu

Memberikan waktumu, energi, dan bakat

Untuk menyakinkan masa depan yang cerah pada kita semua

Terima kasih, Guru

Yang telah membimbing kami

Aku mau menjadi sepertimu

Puisi di Hari Guru (Oleh Deni Prabowo)

Dia belajar dengan mengajar

Dia mengajar dengan belajar

Dia mendidik untuk kepandaian

Bukan sekadar mencari gajian

Walaupun aku sadar dan paham

Banyak berita tentang dirimu

Di mana gajimu tak sepadan lelahmu

Kau tetap datang masuk ke kelas

Mengajarkan hitung dan baca

Mengenalkan seni dan sastra

Menyelamatkan setiap manusia

Dari lembah dalam kegoblokan

Jauh ke dalam hutan lebat

Kau tembus dengan semangat

Memberikan ilmu pendidikan

Menambah guna manusia

Pena Sang Guru (Oleh Mesdiana)

Pena guruku

Tak pernah bosan menari-nari di diriku

Menuliskan banyak warna di jiwaku

Coretan lembut, hangat menyentuh kalbuku

Pena guruku hebat

Karena penanya aku tak telat

Tugas-tugasku tak lambat

Walau panas matahari menyengat hingga hujan lebat

Pena guruku sangat mengagumkan

Aku pun terbuai angan

Dunia akan kuguncangkan

Menuju sebuah pencapaian

Kuingin penaku seperti miliknya

Menggoreskan, melukiskan dan mewarnai anak bangsa

Hasil penamu tak kunjung penuh makna

Kaulah sang penaku yang berjuang sepenuh jiwa

Bersamamu, Guruku (Oleh Yoga Permana Wijaya)

Ketika aku menatap langit

Tingginya takkan dapat kuraih berjinjit

Tapi tatkala aku menatapnya bersamamu, guruku

Aku dapat menggapai cita setinggi itu

Ketika aku memandang samudera

Hamparan luasnya takkan bisa kupeluk di dada

Tapi tatkala aku memandangnya bersamamu, guruku

Aku bisa merangkul mimpi seluas itu

Ketika aku melihat gunung

Beratnya takkan mampu kupikul di punggung

Tapi tatkala aku melihatnya bersamamu, guruku

Aku mampu mengangkat ilmu seberat itu

Itulah tinggi, luas dan bertanya jasa yang kau terima

Berkatmu. Ku Menatap, ku memandang, ku melihat sisi lain dunia

Tuk mengubahnya menjadi bekal kehidupan

Maka setinggi langit, seluas samudera dan seberat gunung

Terhatur terima kasih untukmu, guruku

Guruku Nomor Satu (Oleh Chairil Anwar)

Dengan namamu yang pengasih dan penyayang.

Aku bahagia karena kamu adalah guruku

Aku menikmati setiap pelajaran yang kamu ajarkan

Sebagai seorang teladan, kamu menginspirasiku

Untuk bermimpi, untuk bekerja dan untuk menggapai

Dengan kebaikanmu, aku memperhatikanmu

Tiap hari kamu menanamkan benih-benih

Dengan motivasi dan pengalaman hidupmu

Agar kutahu, agar kutumbuh dan agar kusukses

Kamu menolongku mengembangkan potensiku

Aku berterima kasih untuk semua jasa-jasamu

Aku mendoakanmu tiap hari, dan aku ingin berkata

Sebagai seorang guru, kamu nomor satu!

Guruku (Oleh Gus Mus)

Ketika aku kecil dan menjadi muridnya

Dialah di mataku orang terbesar dan terpintar

Ketika aku besar dan menjadi pintar

Kulihat dia begitu kecil dan lugu

Aku menghargainya dulu

Karena tak tahu harga guru

Ataukah kini aku tak tahu

Menghargai guru?

Di Hari Guru (Oleh Marzuli Ridwan Al-bantany)

Pagi itu, ketika salam dan senyummu menyapa,

Aku merasa ada sesuatu yang mengalir deras

Dari dalam jiwaku

Lebih deras dari nyanyian rintik hujan yang jatuh

Di dedaun kering

Dan halaman sekolah yang kita ditumbuhi

Rumput-rumput teki

Di wajahmu melukiskan hari esok untukku

Untuk teman-teman sekelas dan sebangku denganku

Kau beri kisah tentang cita-cita, tentang pengabdian

Yang mesti dirawat sepanjang masa

Sisi-sisi kehidupan sebagai tujuan penciptaan kita, Oleh-Nya Yang Maha Kuasa

Perajut Asa, Penyambung Mimpi

Karya Hang Irfan

Setiap harimu berdiri

Memandangi jiwa penuh mimpi

Beralun kata penuh makna

Membuka jalan penuh asa

Segelas ilmu yang tersaji

Seteguk amal yang kunikmati

Sebuhul pesan berbalut kasih

Merajut harap menutup perih

Kadang bibirmu bergetar hebat

Meneriaki ketidaktahuanku yang lambat

Meski lelah ucapmu membimbing

Keputusasaanmu tak bergeming

Wahai insan perajut asa

Meski diri kadang tak kuasa

Memendam amarah mengumbar murka

Namun hati masih terbuka

Guru (Oleh Kahlil Gibran)

Barangsiapa mau menjadi guru

Biarlah dia memulai mengajar dirinya sendiri

Sebelum mengajar orang lain

Dan biarkan pula dia mengajar dengan teladan

Sebelum mengajar dengan kata-kata

Sebab, mereka yang mengajar dirinya sendiri

Dengan membenarkan perbuatan-perbuatan sendiri

Lebih berhak atas penghormatan dan kemuliaan

Daripada mereka yang hanya mengajar orang lain

Dan membenarkan perbuatan-perbuatan orang lain

Guruku A (Oleh Chairil Anwar)

Mataku terperosok ke depan

Kala engkau memasuki kelas

Engkau seorang guru yang lucu

Engkau seorang guru yang keren

Engkau pintar, imut, dan ramah

Engkau yang menolong kami

Dan bila aku menilaimu

Guru (Oleh Lukman Hakim Saifuddin)

Tanpa Guru tak kan ada yang kita tahu

Tanpa Guru tak kan ada yang kita mampu

Tanpa Guru kita hanyalah debu yang terbang tak berarah

Ditiup angin tak tentu arah

Guru

Ucapanmu adalah petunjuk kami

Tindakanmu adalah teladan kami

Ridhomu adalah kunci sukses kami

Dan doamu, doamu adalah berkah tak bertepi

Maka, jika ada yang bertanya pada diri ini

Siapakah yang paling berjasa kepada diri ini?

Maka namamu yang akan kusebut pertama kali

Karena ibu dan ayah adalah juga guru utama kami

Demikian 10+ puisi Hari Guru Nasional 2024 yang penuh makna dan menyentuh hati. Adakah puisi favoritmu, detikers?




(afb/afb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads