Bandara di Haiti Setop Operasional Usai Insiden Penembakan Pesawat Komersial

Internasional

Bandara di Haiti Setop Operasional Usai Insiden Penembakan Pesawat Komersial

Weka Kanaka - detikSumut
Rabu, 13 Nov 2024 01:00 WIB
Spirit Airlines
Foto: dok spirit.com
Jakarta -

Bandara Internasional Toussaint-Louverture di Port-au-Prince, ibu kota Haiti, menutup layanan penerbangan komersial. Langkah itu diambil setelah pesawat milik maskapai Spirit Airlines terkena tembakan saat hendak mendarat di sana.

Dilansir detikTravel, pesawat tersebut berangkat dari Fort Lauderdale, namun karena insiden terkena tembakan dialihkan kemudian ke Republik Dominika pada Senin (11/11/2024). Akibat kejadian itu, seorang pramugari dilaporkan mengalami luka ringan.

Pihak Spirit Airlines menyatakan, pesawat berhasil mendarat dengan selamat. Hasil inspeksi menunjukkan adanya kerusakan akibat tembakan peluru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seorang pramugari melaporkan cedera ringan dan sedang menjalani evaluasi medis. Tidak ada cedera yang dialami oleh penumpang," ujar perwakilan maskapai.

Selain itu, imbas insiden tersebut Spirit Airlines menyatakan penghentian layanan sementara ke Port-au-Prince dan kota Cap-Haitien di Haiti sampai evaluasi lebih lanjut.

ADVERTISEMENT

Pejabat setempat mengonfirmasi bahwa bandara Port-au-Prince ditutup tanpa batas waktu untuk semua penerbangan komersial.

Kedutaan Besar AS di Haiti juga telah menutup operasional Bandara Internasional Toussaint-Louverture sebagai upaya antisipasi tindakan tidak terduga kelompok bersenjata yang memblokir perjalanan dari dan ke Port-au-Prince. Hal itu memperhitungkan potensi kekerasan bersenjata serta gangguan pada akses jalan, pelabuhan, dan bandara.

Administrasi Penerbangan Federal (FAA) juga mengungkapkan bahwa dua penerbangan AS lainnya yang menuju bandara Port-au-Prince turut dialihkan sebagai upaya berjaga-jaga.

Maskapai American Airlines dan JetBlue juga menghentikan operasional mereka ke Haiti dengan alasan kerusuhan sipil. Penghentian dilakukan mulai Senin sore hingga Kamis.

Keberadaan bandara Port-au-Prince jadi sangat krusial di tengah migrasi besar-besaran warga Haiti. Diperkirakan sekitar 1,1 juta orang keturunan Haiti tinggal di AS, dengan hampir setengahnya berada di Florida. Penerbangan harian menuju Haiti berkisar sekitar USD 400 untuk perjalanan pulang-pergi.

Pada bulan Maret lalu, geng-geng di Haiti sempat menutup bandara setelah terjadi pelarian besar-besaran dari penjara. Kemudian pada bulan Juni, kontingen pertama dari Pasukan Keamanan Multinasional yang dipimpin Kenya tiba di negara tersebut dengan tugas menstabilkan situasi keamanan Haiti.

Di internal Haiti, Alix Didier Fils-Aime secara resmi ditunjuk menjadi PM yang baru oleh dewan kepresidenan pada Senin (11/11). Dewan transisi memecat PM sementara Garry Conille.

Melansir Al Jazeera, Selasa (12/11), PM baru tersebut mengatakan bahwa langkah pertamanya adalah memulihkan keamanan di seluruh Haiti.

"Saya berjanji di depan Anda, para anggota dewan kepresidenan dan seluruh bangsa untuk mengerahkan tenaga, kemampuan, dan patriotisme saya demi kepentingan nasional," ujar Fils-Aime.

Dikutip dari BBC, Haiti mengalami kekacauan sejak pembunuhan presiden Jovenel Moise pada 2021. Sejak itu, kelompok atau geng bersenjata bersaing membagi-bagi ibu kota Haiti, menculik, memperkosa, dan membunuh sesuka hati. Kota itu dibagi menjadi zona hijau, kuning, dan merah.

Hijau berarti bebas geng, kuning bisa aman hari ini dan mematikan besok, dan merah adalah area terlarang. Area hijau menyusut karena geng-geng bersenjata berat memperketat cengkeraman mereka.

Kelompok bersenjata menguasai dan meneror sedikitnya 60% ibu kota dan sekitarnya. Mereka mengepung kota, menguasai jalan masuk dan keluar. PBB mengatakan geng-geng itu membunuh hampir 1.000 orang di sini antara Januari dan Juni pada 2022.

Baca selengkapnya di sini




(mjy/mjy)


Hide Ads