Zulhas Beberkan Tantangan Program Swasembada Pangan: Jadi Tidak Mudah

Zulhas Beberkan Tantangan Program Swasembada Pangan: Jadi Tidak Mudah

Retno Ayuningrum - detikSumut
Senin, 11 Nov 2024 23:17 WIB
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas mengecek stok beras di Gudang Bulog Sunter Timur, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Kunjungan ini dilakukan untuk mengecek stok cadangan beras pemerintah (CBP).
Foto: Aulia Damayanti/detikcom
Medan -

Presiden Prabowo Subianto mencanangkan Indonesia akan menjadi negara swasembada pangan. Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) pun mengungkap sejumlah tantangan yang akan dihadapi untuk merealisasikan program tersebut.

Mulanya Zulhas membandingkan petani era orde baru yang rata-rata memiliki sawah dan sebagian besar pekerjaan berasal dari sektor pertanian. Sedangkan di era saat ini tidak lagi seperti zaman orde baru.

"Pada zaman orde baru, rata-rata petani itu punya kebun dan sawah. Tetapi 24 tahun terakhir, kalau saudara tanya angka Google, buka BPS, mungkin 80 persen petani sudah berubah menjadi buruh tani," katanya dikutip detikFinance, Senin (11/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketum PAN itu mengatakan saat banyak petani yang menua hingga lahan sawah berkurang 100 ribu hektar setiap tahun.

"Kalau pada masa orde baru, 65 persen pekerja dari sektor pertanian. Sekarang kira-kira tinggal 25 persen," tutur dia.

ADVERTISEMENT

Dia juga menerangkan para petani juga mengalami penuaan. Di sisi lain, para anak muda enggan menjadi petani.

"Dan petani, para petani mengalami aging, yang tua-tua. Jadi kalau sudah ke daerah, ya petani tua-tua. Yang muda, yang millennial sudah nggak tertarik. Mesti ada sesuatu. Lahan pertanian setiap tahun berkurang 100 ribu hektar," lanjutnya.

Untuk itu, pemerintah saat ini mengejar swasembada pangan paling lambat tahun 2028. Dia bilang hal itu tidaklah mudah karena banyak melibatkan kementerian/lembaga terkait, seperti Kementerian Pertanian, Pupuk Indonesia, Badan Pangan Nasional, hingga Bulog.

"Kita ingin swasembada pangan. Banyak sekali sektor yang terkait. Jadi tidak mudah, tapi ini mulia," jelas Zulhas.




(astj/astj)


Hide Ads