Heboh Fenomena Ratusan Ikan Loncat ke Pantai di Lampung, Begini Kata BMKG

Regional

Heboh Fenomena Ratusan Ikan Loncat ke Pantai di Lampung, Begini Kata BMKG

Tommy Saputra - detikSumut
Kamis, 07 Nov 2024 01:00 WIB
Warga saat mengambil ikan yang loncat ke pantai
Warga mengambil ikan yang loncat ke pantai. (Foto: Istimewa/Tangkap Layar Video)
Tanggamus -

Video kehebohan warga melihat fenomena ratusan ikan loncat ke pinggir pantai di Kabupaten Tanggamus, Lampung, beredar di media sosial. BMKG lalu menjelaskan terkait fenomena yang terjadi itu.

Melansir detikSumbagsel, peristiwa tersebut diketahui tepatnya terjadi di Pelabuhan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus. Dalam video yang diterima terlihat warga berupaya mengumpulkan ratusan ikan yang terus memenuhi pinggir pantai.

"Tuh ikan tuh Ya Allah naik ke atas, hei ikan apa ini Ya Allah, ikannya naik ke atas Ya Allah lihat tuh. Buruan-buruan, ikan apa ini. Pantai Kota Agung, ikannya naik ke atas gais. Mana plastik, Ya Allah ikannya naik ke atas, semoga berkah Ya Allah, selamet, selamet, selamet. Semoga rezeki Ya Allah," kata perekam video.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Lampung lalu angkat bicara terkait beredarnya video ratusan ikan loncat ke pinggir pantai tersebut. Pihak BMKG mengatakan fenomena tersebut bernama Upwelling.

Kepala BMKG Maritim Lampung, Tarjono mengatakan terjadinya fenomena Upwelling karena adanya perbedaan suhu dipermukaan dan di bawah laut.

ADVERTISEMENT

"Fenomena ini fenomena alam biasa, fenomena ini kami sebut upwelling. Jadi karena adanya air laut yang dingin naik ke permukaan dan air laut yang dingin itu membawa unsur hara dan klorofil ke permukaan perairan," katanya, Rabu (6/11/2024).

"Fenomena ini membawa sumber makanan untuk ikan kecil, sehingga ikan-ikan ini berkumpul berebut ingin memakan unsur hara dan klorofil tersebut," lanjutnya.

Tarjono menyebut umumnya peristiwa tersebut terjadi pada periode bulan Juli. Tapi hal itu juga bisa terjadi di akhir tahun karena memasuki musim pancaroba.

"Biasanya, fenomena ini umumnya terjadi di pertengahan tahun antara bulan Juli. Tetapi karena ini juga terkait dengan adanya peralihan musim kemarau ke musim penghujan dan karena di Kota Agung juga kemarin hujan sehingga memungkinkan terjadinya fenomena tersebut yang disebabkan adanya perbedaan suhu lautnya," tandasnya.




(dhm/dhm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads