Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden untuk periode 2024-2029 hari ini. Pengamat menilai transisi pemerintahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Prabowo Subianto berjalan mulus.
"Saya melihat transisi sangat mulus ya, tidak ada drama transisi yang begitu menghebohkan," kata pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU), Indra Fauzan PhD kepada detikcom, Minggu (20/10/2024).
Indra menilai Prabowo melakukan politik akomodasi menjelang pelantikannya sebagai Presiden. Hal ini ditunjukkan dengan membuka peluang semua pihak untuk bergabung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengakomodir Jokowi, mengakomodir partai pendukung, relawan, maupun pihak pihak yang mendukung kemenangan beliau. Dan nama nama yang muncul pun sangat akomodatif ya," ucap Indra.
Menurut Indra, langkah mengakomodir semua pihak ini dilakukan Prabowo untuk memperkecil kemungkinan adanya gejolak di awal pemerintahannya. "Agar kerja-kerja politik beliau terlaksana dengan baik makanya sebisa mungkin politik akomodatif ini jadi pilihan terbaik saat ini bagi pemerintah Prabowo," sebut Indra.
Indra kemudian menilai ada banyak hal yang harus segera dikerjakan Prabowo di awal masa jabatannya. Salah satunya soal menghilangkan bayang-bayang Presiden Jokowi di pemerintahannya.
"Yang pasti yang pertama adalah memastikan bahwa beliau adalah presiden Indonesia tidak di bawah bayang-bayang Pak Jokowi, karena ini terkait legitimasi beliau apalagi di kabinet beliau masih banyak loyalis-loyalis Pak Jokowi," tutur Indra.
Kemudian, lanjut Indra, hal yang harus dilakukan adalah menjaga kepercayaan publik terhadap pemerintahannya. Kemudian masalah kesejahteraan masyarakat dan pengentasan kemiskinan harus menjadi perhatian utama Prabowo.
"Yang kedua akan banyak orang akan membanding bandingkan kekuasaan Jokowi, dan beliau ini sangat penting sekali agar kepercayaan publik dan pasar percaya kepada masa depan politik dan ekonomi kepada beliau terutama investor-investor," ucap Ketua Prodi Ilmu Politik USU ini.
"Apalagi ruang fiskal keuangan negara akan sedikit sempit karena warisan hutang yang menumpuk itulah sebabnya beliau masih mempercayai menteri keuangan kepada Sri Mulyani, selain itu isu kesejahteraan masyarakat ya, pengentasan kemiskinan ini penting agar masyarakat percaya kepada pemerintahan ini," jelasnya.
(afb/afb)