Ketua Umum (Ketum) Partai NasDem Surya Paloh mengatakan akan buka suara soal keputusan tidak masuk kabinet pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Surya Paloh menyebut agar menunggu hingga 20 Oktober mendatang.
"Komentarnya jangan hari ini, nanti kita tunggu tanggal 20 (Oktober) aja," kata Surya Paloh kepada wartawan di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, dilansir detikNews, Rabu (16/10/2024).
Dia mengaku dirinya saat ini belum mau berkomentar terkait NasDem yang tak masuk kabinet Prabowo-Gibran. Namun ia mengatakan dalam waktu dekat akan bertemu Prabowo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini hari kan belum ada komentar. Saya yakin ketemu (Prabowo) lah, mungkin dalam waktu nggak terlalu lama," tuturnya.
Sebelumnya, Partai NasDem memutuskan tidak masuk ke dalam kabinet Prabowo. Meski begitu, ia menegaskan Nasdem tetap berada di koalisi Prabowo.
"Bukan (oposisi), kita tetap dalam barisan pemerintahan Pak Prabowo, Pak Gibran. Jadi kita men-support dan mendukung sepenuhnya apa yang menjadi keputusan kebijakan dan program pemerintahan Pak Prabowo," kata Saan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (14/10).
Saan juga menegaskan keputusan NasDem bukan soal penawaran portofolio pos menteri tak pas dengan yang diinginkan. Saan mengatakan NasDem tak ingin mendorong-dorong kader untuk berada di kabinet.
"Tidak ada (karena posisi menteri tak strategis), itu tidak ada sama sekali. Jadi bukan karena misalnya portofolionya nggak pas, itu nggak ada sama sekali. Ini lebih kepada sekali lagi kita merasa kurang pas gitu ya kalau kita ngedorong-dorong untuk menempatkan kader-kadernya di kabinet," ujar Saan.
"Tapi bahwa kita memberikan dukungan itu sejak awal. Jadi sebelum yang lain memberi dukungan, kita sejak awal sudah memberikan dukungan kepada Pak Prabowo," tambahnya.
Kata Saan, NasDem tahu diri tidak meminta jabatan menteri ke Prabowo. Ia lantas menyinggung soal Pilpres 2024 lalu, ketika NasDem tak mendukung Prabowo Subianto sebagai Presiden.
"NasDem ini kan ketika Pilpres 2024, 14 Februari yang lalu, itu kan tidak memberikan dukungannya terhadap Pak Prabowo. Nah, karena itu, secara etika tentu NasDem apa istilahnya tahu diri ya, bahwa dia memberikan kesempatan bagi partai-partai koalisi pendukung Pak Prabowo, Pak Gibran untuk mengisi komposisi di kabinet," ujar Saan.
Baca selengkapnya di sini
(mjy/mjy)