Seorang breakdancer asal Denmark harus berjuang melawan tumor di kepalanya selama bertahun-tahun. Diduga benjolan di kepalanya itu muncul karena ia sering melakukan gerakan headspin atau kepala berputar.
Akibat tumor jinak itu, ia harus dirawat di RS. Benjolan yang lunak ketika disentuh itu dikaitakan dengan kerontokan rambutnya yang berbentuk lingkaran. Kedua kejadian itu dianggap terkait satu sama lain. Komunitas breakdance menyebut kerontokan rambut yang dideritanya sebagai 'lubang headspin' atau Headsppin Hole.
Munculnya benjolan di kepala pasien diduga disebabkan gesekan antara kulit kepala dan lantai secara terus menerus. Tekanan selama dalam gerakan tersebut dapat memperparah penyakit itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meskipun 'lubang headspin' dikenal dalam komunitas breakdance, itu hampir tidak terdokumentasikan dalam literatur medis," ucap para dokter dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal BMJ Case Reports dilansir detikHealth.
Tim dokter pun melakukan operasi pembedahan terhadap pasien tersebut. Pria yang identitasnya tak disebutkan itu diketahui telah melakukan gerakan headspin selama 19 tahun. Diduga benjolan serta rambut rontok yang dialaminya merupakan buntut dari terlalu sering melakukan gerakan itu. Benjolan itu terus membesar dan nyeri ketika disentuh.
"Keberadaan lesi dan ketidaknyamanan terkait secara estetika tidak menyenangkan bagi pasien. Tetapi tonjolan itu tidak menghalangi pasien pasien untuk melanjutkan aktivitas memutar kepalanya," kata dokter dikutip dari Live Science, Jumat (11/10/2024).
Dokter mengangkat benjolan besar dari bawah kulit kepala pria tersebut serta mencukur bagian tengkoraknya yang telah menebal hingga kembali normal.
Usai menjalani operasi, pasien itu mengaku lega dan kini ia bisa keluar dan bertemu orang lain tanpa harus mengenakan topi.
"Banyak orang mengatakan kepada saya bahwa mereka tidak melihat benjolan tersebut dan kepala saya terlihat normal," tandasnya.
(nkm/nkm)