Perkara Dukungan di Pilkada yang Bikin Masinton Diduga Tarik Baju Waket DPRD

Round Up

Perkara Dukungan di Pilkada yang Bikin Masinton Diduga Tarik Baju Waket DPRD

Tim detikSumut - detikSumut
Selasa, 08 Okt 2024 08:30 WIB
Habiburokhman Gerindra, Muhammadi Iqbal PKS dan Masinton Pasaribu di dRooftalk
Masinton Pasaribu (Foto: dok. detikcom)
Medan -

Calon Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng) Masinton Pasaribu diduga melakukan tindak kekerasan terhadap Wakil Ketua DPRD Tapteng dari PDIP Camelia Neneng. Masinton diduga menarik baju Camelia hingga sejumlah kancingnya lepas.

Peristiwa itu terjadi di salah satu tempat makan durian di Jalan Iskandar Muda, Medan. Hal itu diceritakan anggota DPRD Tapteng dari PDIP Ari Mitara Halawa yang tengah bersama Camelia malam itu.

Menurutnya, mereka ke tempat makan durian tersebut usai menghadiri Rapat Kerja Daerah Khusus (Rakerdasus) Pemenangan Pilkada Serentak 2024 yang digelar PDIP Sumut di Hotel Adimulia Medan, Minggu (6/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau nggak salah sekitar jam 11 malam, saya nggak lihat waktu. Semalam kami ke Rakerdasus. Jadi, sepulangnya kami dari situ, kami ke Sibolang Durian," kata Ari di RS Pirngadi Medan, Senin (7/10).

Ternyata, kata Ari, di tempat itu juga ada Masinton Pasaribu dan pengurus PDIP lainnya. Ia mengaku tidak tahu Masinton juga ada di tempat itu. Ia mengaku tidak pergi bersama rombongan Masinton.

ADVERTISEMENT

"Bersamaan tidak, ketepatan kami jumpa di situ, bertepatan habis raker itu kami langsung ke situ, mereka (Masinton) langsung ke situ juga, ketemunya di situ. Kami makan durian, karena kelelahan Rakerdasus itu kami santai dulu makan durian. Setelah itu, karena sudah malam kami pamitan, di situ ada Pak Masinton, ada Bu Sarma, ada sekretaris PDIP Tapteng," sebutnya.

Namun saat berpamitan, Masinton lalu memanggil rombongan Ari. Ari menyebut Masinton marah karena merasa Ari dan sejumlah kader PDIP di Tapteng tidak mendukungnya dalam proses pencalonan sebagai Bupati Tapteng. Masinton juga memintanya agar tidak membawa nama PDIP lagi.

"Saya ditanya (sama Masinton) 'kenapa kamu tidak tegak lurus, nggak usah kau bawa-bawa lambang PDIP itu, kalau kau tidak mau jujur'. 'Siap pak, saya salah' saya bilang. Seolah-olah, kami tidak mendukung perjuangan Pak Masinton ini. Saya secara pribadi, bukan saya tidak mau membantu, hanya saja di samping saya anggota DPRD, saya juga sibuk kunker dan tidak ada pemberitahuan tentang kegiatan apa yang mereka lakukan setiap harinya, grup pun tidak ada, makanya saya nggak tahu apa kegiatan," kata Ari.

Tak lama, Masinton lalu menghampiri Camelia yang tengah duduk dan langsung meminta Camelia membuka baju PDIP yang tengah dipakainya. Masinton lalu diduga menaring baju Camelia hingga kancingnya lepas.

"Sambil dia mencengkram bajunya (Camelia) dan putus kancing bajunya itu. Setahu saya ada tiga kancing yang rusak, satu pecah, dua copot," ujarnya.

Saat itu, kata Ari, Camelia tidak merespons apa-apa. Ia hanya terdiam atas perbuatan Masinton. Setelah itu, rombongannya pun memutuskan untuk meninggalkan lokasi. Namun di dalam mobil, Camelia menangis histeris sembari menelpon suaminya. Menurut Ari, kejadian itu telah dilaporkan ke Polrestabes Medan, tadi malam.

"(Infonya) sudah ke Polrestabes Medan, yang dilaporkan Pak Masinton," sebutnya.

Usai kejadian itu, Camelia dirawat di RS Pirngadi Medan karena trauma.

"Ke rumah sakit tadi pagi, katanya dia trauma, sakit. Kami sama perginya dari Sibolga, kami kan satu mobil, nggak mungkin saya tinggal, makanya saya kawani," jelasnya.

Dikonfirmasi detikSumut, Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Jama Kita Purba mengaku belum tahu terkait laporan tersebut.

"Kami cek dulu ya," katanya.

Baca bantahan PDIP terkait hal tersebut di halaman berikutnya....

Dibantah PDIP

Pernyataan Ari Mitara Halawa itu pun dibantah DPD PDIP Sumut. Wakil Ketua DPD PDIP Sumut Aswan Jaya mengatakan, Wakil Ketua DPRD Tapteng Camelia Neneng dan anggota DPRD Tapteng Ari Mitara Halawa mendramatisasi kejadian itu. Menurutnya, pernyataan Ari tak sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi.

"Itu tidak sesuai dengan peristiwa yang sebenarnya. Saudara Masinton menyatakan seluruh kader harus tegak luruh atas perintah partai, siapapun yang tidak tunduk terhadap perintah partai harus melepas baju partai sambil menunjuk gambar partai di baju partai yang dikenakan Camelia," katanya dikonfirmasi detikSumut, Senin (7/10).

Menurut Aswan, saat itu Camelia memang tidak mengancing baju bagian atasnya. Sehingga tidak ada kancing baju yang copot sebagaimana diceritakan Ari.

"Jadi, tidak ada kancing yang sampai copot, terlalu mendramatisir dia itu," tambah Aswan Jaya.

Menurutnya, yang terjadi di lokasi hanya dialog antar sesama kader PDIP usai acara Rakerdasus. Hal itu menurutnya wajar terjadi dalam organisasi.

"Peristiwa itu hanya sebuah dialog antar sesama kader dan bersifat internal yang diikuti oleh beberapa pimpinan DPD partai di sela-sela acara Rakerdasus DPD PDIP Sumut. Menurut kami, itu hal wajar di dalam tubuh organisasi, apalagi di tengah situasi politik yang sedang menghangat terutama pilkada di Sumut dan Tapteng," ujarnya.

Dia lalu mengatakan, kader PDIP sudah berulang kali diingatkan agar mendukung pencalonan Masinton-Mahfud di Pilkada Tapteng. Namun masih saja ada kader yang tidak loyal bahkan terang-terangan mendukung paslon lain.

"Sejak DPP PDP mengevaluasi dukungannya kepada paslon sebelah, beberapa oknum kader PDIP yang tidak tegak lurus dan tidak loyal dengan keputusan partai dinonaktifkan oleh DPP Partai, seperti ketua dan sekretaris DPC Tapteng. Hingga saat ini, masih ada empat kader partai yang bertugas di DPRD Tapteng tidak menampakkan loyalitasnya bahkan diduga tidak tunduk terhadap keputusan partai dengan tidak pernah menghadiri undangan konsolidasi partai yang diselenggarakan PDIP Tapteng," jelasnya.

Bahkan menurutnya, anggota DPRD Tapteng Fraksi PDIP ada yang secara terbuka memasang atribut paslon lain di rumahnya serta aktif menghadiri rapat-rapat di posko pemenangan tim lawan.

Untuk itu, ia akan melaporkan kader PDIP yang menyampaikan berita palsu terkait Masinton tersebut. Ia mengatakan berita tersebut hoaks dan merupakan upaya untuk menjelekkan pasangan Masinton-Mahfud.

"Tim Hukum PDIP akan melaporkan balik kader pengkhianat yang telah membuat berita palsu dan menyesatkan. Berita hoaks tersebut adalah upaya sistematis pihak lawan untuk menjelek-jelekkan paslon Masinton-Mahmud yang memperjuangkan perubahan di Tapteng," pungkasnya.



Simak Video "Video Walpri Masinton Diduga Keluarkan Pistol di Debat Pilkada Tapteng"
[Gambas:Video 20detik]


Hide Ads