70 Ribu Ha Lahan Pertanian Hilang Setiap Tahun, Kementan Cetak Sawah Baru

70 Ribu Ha Lahan Pertanian Hilang Setiap Tahun, Kementan Cetak Sawah Baru

Ilyas Fadilah - detikSumut
Kamis, 03 Okt 2024 04:00 WIB
Foto udara petani mengoperasikan mesin potong padi modern saat panen padi di areal persawahan Sambutan, Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (10/9/2024). Kementerian Pertanian melalui Badan Standarisasi Instrumen Pertanian Kalimantan Timur (BSIP Kaltim) melakukan perluasan lahan pertanian tanaman pangan sekitar 21 ribu hektare dari total 40 ribu hektare dan kegiatan pendukung lain untuk peningkatan produksi, sebagai langkah antisipasi ancaman darurat pangan dari sebelumnya 3,8 ton per hektare naik menjadi 4,5 ton per hektare. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/tom.
Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT
Jakarta -

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengungkap bahwa lahan pertanian di Indonesia berkurang hingga 70 hektare setiap tahun. Kementerian Pertanian (Kementan) pun mengantisipasi itu dengan cara mencetak sawah baru.

"Penurunan luas lahan baku itu yang semakin mengkhawatirkan, karena kurang lebih 50-70 ribu (hektare) setiap tahun terjadi pengurangan lahan baku," ujar Moeldoko dikutip detikFinance.

Eks Panglima TNI itu menyebut berdasarkan data yang ada, lahan pertanian di Indonesia saat ini ada 45 juta hektare. Jumlah itu menurun setiap tahunnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Luas lahan baku pertanian kita itu 45 juta menurut data, tetapi pengurangannya 50-70 ribu setiap tahun, itu luas lahan baku pertanian," katanya.


Direktur Perbenihan Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Inti Pertiwi Nashwari menambahkan pihaknya kini berupaya menambah cetak sawah baru. Program cetak sawah baru itu dilakukan di Provinsi Kalimantan Tengah dan Papua Selatan.

ADVERTISEMENT

"Kementerian Pertanian sedang bergerak untuk menambah area sawah baru di Kalimantan Tengah dan Merauke," sebut Inti.

Sebagai informasi, pemerintah bersiap merealisasikan program cetak sawah seluas 1 juta hektare di Merauke, Papua Selatan. Rencananya program itu bakal dilaksanakan mulai tahun 2025.

Inti menambahkan, penggunaan teknologi modern akan diterapkan pada program pertanian pemerintah. Hal tersebut juga sebagai upaya menarik pemuda agar masuk ke sektor pertanian.

"Nah ini kami disana sudah full mekanisasi jadi tidak ada lagi becek-becekan secara harfiah gitu, tetapi kami menggunakan seluruhnya dengan mesin dari mulai pengelolaan lahan, penanaman sampai nanti panen itu semua sudah digunakan dengan mesin," ujarnya.

Kementan juga mengumpulkan komunitas pemuda untuk digerakkan la daerah pembukaan lahan tani. Lewat intensifikasi peningkatan produksi dengan mesin, maka hasilnya diharapkan lebih baik dibandingkan cara tradisional.




(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads