Kantor SAR Padang mencatat korban meninggal dunia akibat longsor tambang emas di Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, bertambah menjadi 12 orang. Sebelumnya korban meninggal dunia akibat insiden ini dilaporkan hanya 11 orang.
"Sampai siang ini korban meninggal dunia sebanyak 12 orang. Dengan keseluruhan korban 25 orang," kata Kepala Kantor SAR Padang, Abdul Malik kepada detikSumut, Sabtu (28/9/2024).
Abdul Malik mengatakan sebanyak 11 orang dinyatakan selamat telah berhasil dievakuasi dengan kondisi luka ringan dan berat. Para korban selamat itu menurutnya masih mendapat perawatan medis di Puskesmas dan rumah sakit terdekat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk dua korban lainnya saat ini masih dalam proses evakuasi oleh tim SAR gabungan.
"Untuk 11 orang selamat dalam kategori luka ringan dan berat dan saat ini masih dalam perawatan. Kemudian untuk 2 orang lainya saat ini lagi proses evakuasi dari lokasi longsor ke posko untuk dibawa ke Puskesmas," ungkapnya.
Lebih lanjut, Abdul Malik mengatakan pihaknya sampai saat ini masih membuka posko pengaduan untuk keluarga yang merasa keluarganya menjadi korban dari insiden ini.
"Untuk sementara keseluruhan korban hanya 25 orang. Dan sampai saat ini belum ada laporan lagi dari pihak keluarga ke posko untuk korban lain. Namun kita masih membuka posko pengaduan untuk pihak keluarga, agar kita bisa cepat merespon kalau ada korban lain," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar) meralat jumlah total korban tertimbun tanah longsor di lokasi tambang emas ilegal yang berada di kawasan Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti. Saat itu keseluruhan korban menurutnya berjumlah 22 orang.
"Korban keseluruhan 22 orang. Yang terdiri dari 11 orang meninggal dunia dan 11 lagi selamat dengan kondisi luka-luka," kata Kalaksa BPBD Solok, Irwan Efendi saat dikonfirmasi detikSumut, Jumat (27/9/2024) malam.
Sementara terkait miss informasi data keseluruhan korban, Irwan Efendi mengatakan disebabkan dampak jauhnya medan dan sulitnya akses jaringan.
"Karena berhubung jauhnya lokasi longsor, yang membutuhkan waktu 4-6 jam dengan berjalan kaki dan ketiadaan jaringan komunikasi berdampak terjadi miss informasi data korban," jelasnya.
(mjy/mjy)