Apa Itu Filateli? Berikut Pengertian hingga Sejarahnya, Lengkap!

Apa Itu Filateli? Berikut Pengertian hingga Sejarahnya, Lengkap!

Aisyah Luthfi - detikSumut
Kamis, 26 Sep 2024 19:00 WIB
Pameran Prangko dari Awal Kemerdekaan
Foto: Ilustrasi. (Pasti Liberti/Detikcom)
Medan -

Di era kemajuan teknologi yang pesat seperti sekarang, kegiatan komunikasi melalui surat-menyurat menjadi semakin jarang dilakukan. Surat-menyurat kini lebih sering diasosiasikan dengan aktivitas pengumpulan prangko, yang dikenal sebagai filateli.

Pada tahun 1920-an hingga 1930-an, filateli merupakan kegiatan yang sangat diperlukan dan populer. Namun, saat ini, filateli lebih dianggap sebagai bagian dari sejarah komunikasi yang telah berlalu.

Nah, untuk mengetahui serba-serbinya lebih lanjut tentang filateli, yuk simak informasi berikut!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa itu Filatelis?

Orang yang gemar mengumpulkan perangko disebut filatelis. Istilah ini berasal dari kata "filateli", yang merujuk pada studi mengenai perangko serta benda-benda pos lainnya, dan juga kegiatan pengumpulannya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), perangko diartikan sebagai kertas kecil bergambar yang berfungsi sebagai tanda bukti pembayaran jasa pengiriman pos oleh pengirim.

ADVERTISEMENT

Dengan demikian, filatelis adalah sebutan bagi orang yang mengoleksi benda-benda yang berhubungan dengan layanan pos, seperti perangko, cap pos, kartu pos, dan amplop bersegel.

Filateli dan Sejarah Awal Prangko

Dilansir dari Britannica, istilah "filateli" pertama kali diciptakan pada tahun 1864 oleh Georges Herpin, seorang filatelis asal Prancis. Herpin menciptakan istilah ini dari kata Yunani "philos," yang berarti cinta, dan "ateleia," yang berarti bebas pajak. Sebelum istilah ini digunakan, "timbromanie" sempat menjadi istilah untuk aktivitas mengoleksi prangko, namun kurang populer.

Di Indonesia, aktivitas mengumpulkan prangko dimulai lebih awal, dengan para kolektor pertama kali berkumpul pada 29 Maret 1922 di Batavia (sekarang Jakarta), yang kemudian mendirikan klub filateli pertama di Tanah Air. Pada masa itu, prangko diterima secara gratis oleh penerima surat dan membebaskan mereka dari pajak.

Prangko pertama kali digunakan sebagai alat pembayaran pos di Inggris pada tahun 1840, berkat gagasan Rowland Hill dalam pamflet Post Office Reform (1837). Hill menunjukkan bahwa biaya utama pengiriman bukanlah dalam pengangkutannya, melainkan dalam penanganan dan penyortiran surat.

Pada masa awal, prangko dicetak di lembaran kertas tanpa pemisahan antarprangko, sehingga memerlukan pisau atau gunting untuk memotongnya. Namun, pada 1848-1854, mesin yang memungkinkan pemisahan otomatis prangko dengan lubang kecil atau perforasi mulai diperkenalkan oleh Kantor Pos Inggris, mempermudah penggunaan prangko.

Hari Filateli Nasional

Hari Filateli Nasional di Indonesia diperingati setiap tanggal 29 Maret sebagai bentuk penghargaan terhadap sejarah dan perkembangan filateli di Tanah Air. Peringatan ini pertama kali dirayakan pada tahun 2006 dan terus berlanjut hingga kini. Tanggal ini dipilih karena merujuk pada peristiwa penting yang terjadi pada 29 Maret 1922, yaitu ketika sekelompok penggemar prangko di Batavia (sekarang Jakarta) mengadakan pertemuan pertama mereka yang kemudian menandai lahirnya perkumpulan filateli pertama di Indonesia.

Setiap perayaan Hari Filateli Nasional biasanya diisi dengan berbagai kegiatan, seperti pameran prangko, seminar, dan pertukaran koleksi. Acara-acara tersebut diadakan oleh berbagai komunitas filatelis, museum pos, hingga institusi pemerintah, seperti PT Pos Indonesia, dengan tujuan mengedukasi masyarakat tentang nilai historis dan artistik dari prangko serta mendorong minat generasi muda untuk mengoleksi dan mempelajari benda-benda pos.

Selain itu, pameran filateli yang diselenggarakan dalam peringatan Hari Filateli Nasional juga sering kali menampilkan koleksi prangko langka dari berbagai negara, termasuk prangko-prangko bersejarah Indonesia yang menggambarkan peristiwa penting dan tokoh nasional. Ajang ini menjadi kesempatan bagi para filatelis untuk saling bertukar informasi, menambah koleksi, serta membangun jejaring di antara sesama kolektor.

Dengan semakin berkembangnya teknologi komunikasi, minat terhadap prangko sebagai alat pengiriman surat mungkin menurun, namun filateli tetap memiliki daya tarik tersendiri bagi para penggemarnya. Melalui Hari Filateli Nasional, diharapkan tradisi mengoleksi dan mempelajari prangko akan terus hidup dan menjadi warisan budaya yang dapat dinikmati oleh generasi mendatang.




(mjy/mjy)


Hide Ads