Pria Asal Jepang Buka Jasa Temani Orang Kesepian, Segini Tarifnya

Pria Asal Jepang Buka Jasa Temani Orang Kesepian, Segini Tarifnya

Rahmi Anjani - detikSumut
Rabu, 25 Sep 2024 14:20 WIB
Shoji Morimoto
Foto: Dok. Shoji Morimoto
Medan -

Shoji Morimoto jeli melihat peluang bisnis hingga berhasli meraup cuan. Sejak 2018, pria asal Tokyo, Jepang, itu menyewakan jasa untuk menemani orang kesepian dan bisa mendapat uang hingga miliaran rupiah.

Pekerjaan itu justru membuat pria 38 tahun tersebut menjadi sukses dan terkenal. Meskipun bagi sebagian orang apa yang dilakukan Shoji bukan dianggap sebuah pekerjaan.

Dilansir wolipop, selama menemani orang kesepian itu dia melakukan hal sederhana mulai dari mendengarkan cerita, melihat bunga sakura mekar bersama, atau hanya sekadar ada di tempat. Tidak hanya membayar tarif, penyewa jasa Shoji juga diminta untuk membiayai transportasi, makanan, atau minuman jika ada.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak pertama kali menjalankan bisnis tersebut, Shoji sudah melayani lebih dari seribu klien dari dalam maupun luar Jepang.

Shoji biasanya memasang tarif $ 100 untuk dua atau tiga jam pertemanan. Dikatakan jika belakangan jasanya semakin laris karena meningkatkan jumlah orang kesepian, terutama di Asia.

ADVERTISEMENT

Shoji Morimoto who charges 10,000 yen ($71.30) per booking to accompany clients and simply exist as a companion, poses at Shibuya crossing in Tokyo, Japan August 31, 2022. REUTERS/Kim Kyung-Hoon REFILE - CORRECTING RATEShoji Morimoto who charges 10,000 yen ($71.30) per booking to accompany clients and simply exist as a companion, poses at Shibuya crossing in Tokyo, Japan August 31, 2022. REUTERS/Kim Kyung-Hoon REFILE - CORRECTING RATE Foto: REUTERS/Kim Kyung-Hoon

Meski menjalankan pekerjaan yang dianggap aneh, Shoji ternyata bukan orang sembarangan. Dia merupakan lulusan S2 jurusan fisika kampus bergengsi Universitas Osaka.

"Aku sekolah S2 karena orang-orang di sekitarku melakukan itu jadi aku hanya mengikuti tanpa berpikir, aku jarang hidup dengan inisiatifku sendiri," katanya.

Ia sempat bekerja sebagai editor buku tapi tiga tahun kemudian memutuskan untuk resign karena tidak sesuai dengan karier yang diinginkannya. Setelah itu, Shoji memilih menjual jasa menyewakan diri setelah terinspirasi Nietzsche yang mengubahkan perspektifnya dalam hidup.

Dalam memoarnya, Shoji mengungkap beberapa pekerjaan unik yang pernah dilakoninya. Dikatakan jika Shoji pernah dibayar untuk mengawasi seorang wanita mengintip profil kencan online rahasia suaminya. Ia juga pernah diminta menonton wanita memakan sobekan kertas seperti nasi. Dikatakan berkat kesediaannya menemani orang-orang tersebut, dalam setahun Shoji bisa menghasilkan $ 80.000 atau Rp 1,2 miliaran.

Meski begitu, ia tidak menerima semua permintaan karena tetap punya batasan. Ia tidak mau mengambil pekerjaan yang melibatkan kegiatan seksual. Shoji pun pernah menolak beberapa tawaran, seperti memindahkan kulkas, bepergian ke Kamboja, dan menonton konser musik pop karena tidak tahu musik. Ia mengaku pada dasarnya hanya menjalankan profesi ini untuk bersenang-senang.




(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads