Wahid Hasyim, yang dikenal sebagai tokoh berpengaruh dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia meninggalkan jejak sejarah. Wahid Hasyim berperan penting dalam berbagai aspek pergerakan kemerdekaan dan pengembangan sosial masyarakat.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Agama, KH Wahid Hasyim menjembatani antara ilmu umum dan ilmu agama sebagai satu kesatuan sehingga tidak ada lagi dikotomi sekolah umum dan sekolah agama.
Ia menjabat sebagai Menteri Agama pada tahun 1949 hingga 1952 dan Menteri Negara pada kabinet pertama Indonesia. KH Abdul Wahid Hasyim meninggal dunia pada tanggal 19 April 1953 di Cimahi, Jawa Barat, di umur 38 tahun, dan dimakamkan di Tebuiren, Jombang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beliau merupakan aktivis politik pada masa penjajahan Belanda dan Jepang, anggota BPUPKI dan perumus Pancasila, serta menteri agama pada tiga kabinet.
Nama Pahlawan Nasional itu juga diabadikan sebagai nama jalan di Kota Medan. Peresmian Jalan Wahid Hasyim diadakan dalam sebuah upacara resmi yang dihadiri oleh pejabat kota, anggota keluarga Wahid Hasyim, serta masyarakat setempat.
Peresmian tersebut juga dimeriahkan dengan pameran tentang perjalanan hidup dan kontribusi Wahid Hasyim, serta diskusi mengenai dampaknya terhadap sejarah Indonesia.
Jalan Wahid Hasyim Medan tidak hanya menjadi simbol rasa syukur namun juga menjadi pengingat atas prestasi yang telah diraihnya.
Di sepanjang jalan ini masyarakat dapat menemukan berbagai monumen dan plakat yang menceritakan kisah hidup dan perjuangan Wahid Hasyim.
Selain itu, di sekitar jalan tersebut terdapat pusat informasi sejarah yang memberikan edukasi kepada pengunjung mengenai perjalanan hidup dan kontribusi Wahid Hasyim dalam sejarah Indonesia.
Peresmian jalan Wahid Hasyim di Medan menegaskan komitmen Kota Medan untuk melestarikan sejarah dan mengenang jasa para pahlawan yang telah berkontribusi besar dalam perjalanan bangsa.
Jadi begitu ya detiker, Semoga langkah ini menjadi inspirasi bagi generasi penerus untuk terus menghargai dan meneruskan perjuangan mereka demi Indonesia yang lebih baik.
Artikel ini ditulis Ahmad Zacky Parinduri, Mahasiswa Program Magang Merdeka di detikcom
(nkm/nkm)