Wasit asal Sumatera Selatan Eko Agus Sugih Harto yang memimpin pertandingan PON XXI antara Aceh vs Sulawesi Tengah (Sulteng) terkapar usai dihajar pemain. Eko dipukul pemain Sulteng saat menghadiahi penalti kepada tim tuan rumah Aceh.
Akibat insiden itu, laga pun sempat terhenti beberapa menit. Kemudian wasit Eko dibawa keluar lapangan dengan cara dipapah oleh beberapa orang.
Laga berakhir dengan skor 1-1. Namun Aceh masuk ke semifinal setelah Sulteng memilih mundur dari pertandingan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut sederet fakta yang detikSumut rangkum terkait wasit dihajar pemain dalam pertandingan cabang olahraga (cabor) sepakbola putra, antara Aceh vs Sulteng di PON XXI.
1. Dipukul Usai Hadiahi Tuan Rumah Penalti
Wasit asal Sumatera Selatan Eko Agus Sugih Harto terkapar usai dihajar pemain Sulteng. Bermula saat Eko menghadiahi penalti kepada tuan rumah pada menit 90+6.
Padahal bila dilihat di tayangan ulang, tidak ada pelanggaran yang dilakukan pemain Sulteng di kotak penalti. Saat hendak menunjukkan titik putih itulah, pemain Sulteng Rizki Saputra memukul wasit di bagian kepala.
Seketika, Eko terkapar di kotak penalti. Lalu tak lama dua ambulans masuk ke lapangan secara bersamaan.
2. Kerap Diprotes Pemain Sulteng karena Keputusan Kontroversi
Wasit asal Sumatera Selatan Eko Agus Sugih Harto yang memimpin laga Aceh vs Sulteng di Stadion Dimurthala Banda Aceh, Sabtu (14/9/2024) malam, beberapa kali membuat keputusan kontroversial. Aksi tidak tegas sang pengadil lapangan sempat membuat para pemain Sulteng protes bahkan sampai ditarik keluar lapangan oleh pelatih mereka.
Hal itu terjadi setelah tim tuan rumah, Aceh tertinggal 0-1 oleh Sulteng pada menit ke-25. Misalnya pada menit 45+6, ketika salah seorang pemain Sulteng yang membawa bola terkena sepakan di bagian kepala hingga tersungkur.
Namun, wasit tidak meniupkan peluit tanda pelanggaran sehingga pertandingan berlanjut. Keputusan wasit itu menuai protes dari pelatih Zulkifli Syukur. Pada babak pertama, Zulkifli bahkan diberikan kartu kuning karena memprotes wasit.
Pada menit ke-74, wasit memberikan kartu kuning kepada Wahyu karena dinilai membuat pelanggaran. Namun karena memprotes, wasit langsung mengeluarkan kartu merah untuk Wahyu. Sehingga dalam hitungan detik, dua kartu dihadiahkan untuk pemain Sulteng tersebut.
Wasit Eko juga menghadiahkan kartu merah kedua kepada pemain Sulteng Moh Akbar pada menit ke-85. Moh Akbar diusir dari lapangan karena membuat pelanggaran.
Kartu merah tersebut menimbulkan protes dari pemain Sulteng sehingga mereka keluar lapangan. Semua pemain ditarik ke bench pemain cadangan sehingga pertandingan terhenti beberapa menit.
Setelah melakukan negosiasi, pemain Sulteng kembali masuk ke lapangan melanjutkan pertandingan. Wasit Eko pun memberikan tambahan waktu pertandingan selama 13 menit.
Puncaknya ketika Eko menghadiahi tuan rumah penalti kontroversi pada menit 90+6. Keputusan itu membuat wasit Eko dipukul oleh seorang pemain Sulteng saat akan menunjuk titik putih.
3. Penunjukan Wasit Eko di Laga Aceh Vs Sulteng Janggal
Sebuah kejanggalan diungkap tim sepakbola putra Sulawesi Tengah (Sulteng). Manajer tim sepakbola PON Sulteng, Susik menyebut seharusnya laga Aceh vs Sulteng dipimpin oleh wasit Achmad Hafid Hilmi.
Hal itu berdasarkan line up yang diberikan kepada tim Sulteng di ruang ganti lima menit menjelang kick off babak pertama. Namun, malah wasit asal Sumatera Selatan (Sumsel) Eko Agus Sugih Harto yang memimpin pertandingan tersebut.
Identitas wasit Eko baru diketahui setelah pertandingan tersebut selesai.
"Kami gak mengetahui mukanya Achmad ini yang mana, Eko ini mana. Ketahuannya itu di media, malam ribut ini rupanya namanya Eko," kata Susik kepada wartawan di salah satu hotel di Banda Aceh, Minggu (15/9/2024).
Susik menjelaskan, pihaknya baru diberikan line up dengan nama wasit Eko Agus pagi tadi. Dia mengaku tidak mengetahui pergantian wasit tersebut karena tidak mengenali wajah keduanya.
Menurutnya, ada aturan yang mengatur soal pergantian wasit di pertandingan. Dia mencontohkan, wasit utama sakit perut mendadak di tengah lapangan sehingga diganti oleh wasit pengganti.
"Penggantinya harus masuk line up. Gak boleh ganti itu tidak masuk line up. Itu kesalahan fatal," jelasnya.
Nama Achmad Hilmi dan Eko Agus tidak tertera dalam satu line up. Setelah pertandingan, beredar dua line up dengan dua wasit.
Susik menjelaskan, pihaknya akan melaporkan pergantian wasit mendadak tersebut ke PSSI. "Kami akan memberikan informasi ini ke PSSI pusat," sebutnya.
Baca Selengkapnya di Halaman Selanjutnya...
4. Tim Sepakbola Sulteng Minta Maaf
Tim sepakbola putra PON Sulawesi Tengah (Sulteng) meminta maaf terkait insiden pemukulan wasit yang dilakukan Rizki Saputra. Sulteng berharap, PSSI melihat secara utuh video pertandingan tersebut saat melakukan investigasi.
"Saya mewakili Ketua Umum Asprov PSSI Sulteng melakukan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Aceh dan seluruh masyarakat Indonesia terkait dengan pemukulan yang terjadi, itu bukan terjadi secara direncanakan atau disengaja, itu spontan karena anak-anak mungkin sudah terlalu ditekan oleh wasit, kepemimpinannya tidak fair sehingga terjadi seperti itu," kata Manajer tim sepakbola PON Sulteng, Susik kepada wartawan, Minggu (15/9/2024).
Susik berharap, Ketua Umum PSSI Erik Thohir ketika melakukan investigasi melihat video pertandingan dari awal sampai akhir. Dia juga berharap PSSI tidak melihat penggalan-penggalan yang disampaikan oleh tim di Aceh.
"Ketika memberikan hukuman kepada salah satu pemain kami tolong lihat video jangan melihat penggalan-penggalan yang disampaikan baik dari tim PSSI," ujarnya.
Susik berharap kejadian serupa tidak terulang. Menurutnya, bila wasit yang memimpin pertandingan sudah berlisensi nasional tentu bisa menjalankan tugasnya dengan profesional.
"Tetapi (wasit) dipertandingan tadi malam, no (tidak profesional). Jangan membuat citra sepakbola semakin jelek dengan adanya perangkat-perangkat yang tidak profesional," jelasnya.
Selain itu, Susik juga membeberkan alasan pihaknya memilih WO dalam pertandingan tersebut. Susik mengaku memilih tidak melanjutkan laga untuk menghindari terjadinya keributan di lapangan.
"Pemain kami sudah tidak sanggup, sisa tujuh pemain di lapangan, gak mungkin lawan 11 pemain. Dan kedua saya tidak mau tercederai di 2 kali 15 menit. Pasti tensi akan tinggi," ujarnya.
5. PB PON Aceh Serahkan ke PSSI
Tim sepakbola putra PON Sulawesi Tengah (Sulteng) mengungkap wasit yang memimpin pertandingan saat melawan Aceh berbeda dengan di line up. PB PON Wilayah Aceh menyerahkan permasalahan itu ke PSSI.
"Terhadap wasit yang berbeda sebagaimana disampaikan oleh Sulteng, kami bidang pertandingan PB PON wilayah Aceh mempersilahkan PSSI mempelajari dan mengevaluasi apa yang menjadi temuan mungkin," kata Ketua Bidang Pertandingan PB PON XXI Wilayah Aceh T Banta Nuzullah dalam konferensi pers, Minggu (15/9/2024).
Banta mengaku pihaknya mendukung langkah-langkah yang diambil PSSI. Dia berharap kejadian serupa tidak terulang di pertandingan-pertandingan selanjutnya.
"Tapi intinya kami di bidang pertandingan mendukung langkah-langkah positif sehingga permasalahan dan kegaduhan itu tidak terjadi lagi dalam pertandingan-pertandingan yang akan datang," jelasnya.