50 Lumba-lumba Terdampar-Mati di Alor

Regional

50 Lumba-lumba Terdampar-Mati di Alor

Tim detikBali - detikSumut
Sabtu, 07 Sep 2024 04:00 WIB
Lumba-lumba terdampar di Pantai Pureman, Kecamatan Pureman, Alor, NTT, Jumat (6/9/2024). (Dok. Facebook @Pak Er Manilani)
Foto: Lumba-lumba terdampar di Pantai Pureman, Kecamatan Pureman, Alor, NTT, Jumat (6/9/2024). (Dok. Facebook @Pak Er Manilani)
Alor -

Sebanyak 50 lumba-lumba mati terdampar di Pantai Pureman, Kecamatan Pureman, Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Warga setempat dan pengunjung pantai pun ramai-ramai melihat puluhan ekor bangkai lumba-lumba malang tersebut.

Fenomena itu juga viral di media sosial. Warga yang menemukan lumba-lumba mati terdampar tersebut, Eka Blegur (25), menduga masih banyak lumba-lumba lainnya yang mati di tengah laut.

"Iya, benar ada 50 ekor itu dan bisa lebih karena ikan yang lain masih di laut, sementara yang di darat itu totalnya 50 ekor," ujar Eka dilansir detikBali, Sabtu (7/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kejadian itu, kata Eka, terjadi sekitar pukul 16.00 Wita. Ia juga menyebut pihak Dinas Perikanan dan Kelautan setempat telah mengamankan lokasi.

"Jadi sepertinya dari Dinas Perikanan dan Kelautan sudah amankan" katanya.

ADVERTISEMENT

Hal senada disampaikan warga lainnya, Aksa Pandu (33). Ia mengatakan, puluhan lumba-lumba yang mati itu pun menjadi tontonan warga. Ia juga mengaku belum mengetahui penyebab lumba-lumba tersebut mati.

"Tidak tahu sampai sekarang akibat apa ikan lumba-lumba itu bisa mati," ujar Aksa melalui telepon.

Kapolres Alor AKBP Supriadi Rahman mengatakan, lokasi lumba-lumba mati terdampar tersebut sangat jauh dari ibu kota Kecamatan Pureman. Ia juga menyebut pihaknya belum mengetahui pasti penyebab kematian puluhan hewan air tersebut.

"Terkait lumba-lumba merupakan kewenangan BKKPN (Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional)," jelas Supriadi kepada detikBali.

Supriadi juga sudah memerintahkan personelnya untuk mengecek langsung lokasi lumba-lumba terdampar dan tewas tersebut. Namun, menurutnya, akses untuk ke lokasi hanya bisa dilalui dengan perahu motor.

"Kondisi laut juga kurang bersahabat dan tidak ada perahu yang bisa digunakan. Di sana juga sulitnya jaringan komunikasi sehingga menyulitkan koordinasi," jelas Supriadi.




(nkm/nkm)


Hide Ads