5 Film Indonesia yang Tembus ke Luar Negeri

5 Film Indonesia yang Tembus ke Luar Negeri

Yudhanta Tarigan - detikSumut
Rabu, 28 Agu 2024 07:30 WIB
Cuplikan adegan dalam film The Raid.
Cuplikan film The Raid (Foto: Dok. Sony Pictures)
Medan -

Industri film adalah salah satu subsektor ekonomi kreatif yang terus berkembang pesat. Perkembangan ini dapat dilihat dari semakin banyaknya film Indonesia yang berhasil tayang di bioskop dan menarik perhatian penonton, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Beberapa film Indonesia berhasil mencuri perhatian dunia dengan memenangkan penghargaan di festival film internasional. Film-film tersebut menampilkan kisah menarik dibalut dengan sinematografis yang keren.

5 Film Indonesia yang Tembus ke Kancah Internasional

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Marlina: Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017)

Film Marlina: Si Pembunuh dalam Empat Babak disutradarai oleh Mouly Surya. Film ini mengisahkan tentang Marlina, seorang janda yang tinggal sendirian di sebuah desa terpencil di Sumba, Nusa Tenggara Timur.

Film ini terbagi menjadi empat babak: "Perampokan," "Perjalanan," "Pengakuan," dan "Kelahiran". Dalam perjalanannya, Marlina menghadapi berbagai rintangan, termasuk menghadapi anggota perampok yang masih hidup dan berusaha membalas dendam.

ADVERTISEMENT

Film ini tidak hanya mendapat apresiasi di Indonesia, tetapi juga di kancah internasional, dengan sejumlah penghargaan dan nominasi dari berbagai festival film.

2. Pengabdi Setan (2017)

Pengabdi Setan adalah film horor Indonesia yang disutradarai oleh Joko Anwar. Film ini merupakan remake dari film horor klasik Indonesia tahun 1980 dengan judul yang sama. Cerita berfokus pada Rini dan keluarganya yang pindah ke sebuah rumah susun tua setelah peristiwa mengerikan di rumah mereka sebelumnya. Mereka berharap dapat memulai hidup baru, namun ketenangan itu tidak berlangsung lama.

Di rumah susun tersebut, mereka mulai mengalami kejadian-kejadian aneh dan menyeramkan yang mengingatkan mereka pada teror masa lalu. Kengerian semakin memuncak ketika mereka menyadari bahwa rumah susun itu menyimpan rahasia gelap yang berhubungan dengan sekte misterius dan ritual-ritual mengerikan.

Film ini sukses besar di dalam negeri dan juga diputar di beberapa negara, termasuk Malaysia, Singapura, dan Amerika Serikat, serta di berbagai festival film internasional.

3. The Raid (2011)

The Raid, disutradarai oleh Gareth Evans, adalah sebuah film aksi Indonesia yang penuh dengan adegan pertarungan intens. Film ini berpusat pada sekelompok tim SWAT yang mendapat tugas untuk menyerbu sebuah gedung apartemen yang dikuasai oleh gembong narkoba bernama Tama Riyadi. Gedung tersebut dikenal sebagai sarang para penjahat, dan hampir tidak ada yang berani memasukinya.

Film ini dikenal karena koreografi pertarungannya yang spektakuler, aksi yang mendebarkan, dan atmosfer yang tegang dari awal hingga akhir. Film ini mendapat pujian internasional dan menjadi salah satu film aksi terbaik yang pernah diproduksi di Indonesia.

4. Laskar Pelangi (2008)

Laskar Pelangi merupakan film yang disutradarai oleh Riri Riza, dimuat berdasarkan novel karya Andrea Hirata. Film ini mengisahkan tentang sepuluh anak dari keluarga kurang mampu yang bersekolah di SD Muhammadiyah, sebuah sekolah sederhana yang terancam ditutup karena kekurangan murid.

Di bawah bimbingan dua guru yang berdedikasi, Bu, anak-anak yang dikenal sebagai "Laskar Pelangi" ini berjuang menghadapi berbagai tantangan untuk mendapatkan pendidikan. Mereka memiliki semangat belajar yang tinggi dan bersama-sama menjalani masa kecil yang penuh warna, di tengah keterbatasan dan kesulitan hidup.

Laskar Pelangi adalah sebuah cerita inspiratif tentang persahabatan, semangat pantang menyerah, dan pentingnya pendidikan. Film ini tidak hanya sukses besar di Indonesia, tetapi juga mendapat perhatian di tingkat internasional.

5. Kucumbu Tubuh Indahku (2018)

Kucumbu Tubuh Indahku, disutradarai oleh Garin Nugroho, adalah sebuah film drama yang mengisahkan perjalanan hidup seorang penari lengger lanang bernama Juno.

Film ini mengikuti perjalanan hidup Juno dari masa kecil hingga dewasa, di mana ia mengalami berbagai peristiwa yang membentuk identitas dan pemahamannya tentang tubuh serta gender. Juno tumbuh dalam lingkungan yang keras dan penuh kekerasan, namun ia menemukan pelarian dan ekspresi diri melalui seni tari. Sepanjang film, Juno menghadapi berbagai konflik batin dan sosial terkait dengan identitasnya, tetapi ia terus mengeksplorasi tubuh dan jiwanya melalui tari.

Film ini juga meraih banyak penghargaan di festival film internasional, termasuk penghargaan dari Venice Film Festival dan Asia Pacific Screen Awards.

Artikel ini ditulis Yudhanta Tarigan, Mahasiswa Magang dari Universitas HKBP Nommensen Medan.




(nkm/nkm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads