Pengerjaan pembangunan halte untuk Bus Rapid Transit (BRT) yang menghubungkan wilayah Medan-Binjai-Deli Serdang (Mebidang), dimulai. Halte yang pertama kali dibangun adalah di titik BS13 Lapangan Merdeka, tepatnya di depan kantor pos Medan.
Pembangunan halte percontohan itu ditandai dengan groundbreaking yang dilakukan oleh Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Irjen Risyapudin Nursin, Wali Kota Medan Bobby Nasution, Sekdaprov Sumut Arief Trinugroho dan sejumlah pejabat lainnya, Minggu (25/8/2024).
"Untuk saat ini, kita akan mulai dari titik nol BS13 sebagai awal dari pada pengerjaan yang akan kita lakukan dan akan kita lakukan groundbreaking pada hari ini sebagai yang pertama di BS13 ini," kata Risyapudin saat sambutan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan bahwa pada akhir tahun nanti, Pemkot Medan dan Kemenhub akan menadatangani kontrak untuk pengerjaan fasilitas BRT lainnya. BRT ini direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2027.
"Khusus untuk Medan, mungkin nanti Pak Wali Kota, kami sampaikan bahwasanya di akhir tahun nanti kita berkontrak untuk pekerjaan di tahun 2025, sehingga nanti akan berlanjut pekerjaan fisik yang lainnya di tahun 2025. Untuk proyek ini, Medan dan Bandung dan harus berjalan mulai kita kontrak di 2022 hingga nanti di 2027," jelasnya.
Risyapudin mengatakan pendanaan pembangunan BRT ini dibantu oleh World Bank dan Agence Farancaise de Developpement (AFD). Rinciannya, World Bank sebanyak 84,84 persen, sedangkan AFD sebanyak 15,15 persen.
"Insyaallah pembangunan dari pada BRT ini dengan bantuan dua bank yang membantu mem-back up kita yaitu dari Bank Dunia maupun dari AFD. Sementara dari pihak Bank Dunia 84,84 persen, sedangkan sisanya Bank Francis, yaitu kurang lebih 15,15 persen," ujarnya.
Dia berharap adanya BRT ini dapat mengurangi pemakaian kendaraan pribadi, sehingga menekan tingkat kemacetan. Risyapudin juga berharap pemerintah daerah dapat mengedukasi masyarakat untuk dapat beralih dari pemakaian kendaraan pribadi ke kendaraan umum.
"Kita bersama Pemda, baik provinsi maupun kabupaten/kota juga harus melakukan strategi bagaimana mengalihkan moda transportasi pribadi kepada moda transportasi angkutan masal, ini perlu adanya kerja keras Pemda. Apabila strategi ini tidak diterapkan, makan akan sia-sia. Begitu besar angggaran yang akan kita bangun, tapi tidak direspons secara positif oleh laporan masyarakat kita, karena ini akan mengatasi, baik itu kemacetan, kepadatan, polusi, bahkan pemborosan BBM," pungkasnya.
Bobby Nasution mengaku Pemkot Medan akan mendukung pembangunan BRT ini. Dia berharap BRT ini menjadi langkah untuk menarik masyarakat agar mau beralih ke kendaraan umum.
"Satu hal yang kami pastikan, kami akan komit terus, termasuk fasilitas depo, ruas jalan yang kami berkenan kan untuk sama sama kita bangun. Yang kami harapkan ke depannya, tentunya proyek ini memastikan seluruh masyarakat Kota Medan ataupun yang ada di Kota Medan, bisa dengan aman dan nyaman dalam menggunakan transportasi umum," kata Bobby.
Bobby menyebut Presiden RI Joko Widodo sudah sempat mengingatkan soal Kota Medan yang mulai mengalami kemacetan. Menurutnya, BRT ini menjadi salah satu solusi dalam menekan kemacetan di Kota Medan.
"Bapak Presiden RI kemarin sudah menyampaikan Kota Medan sudah di-mention sekali pada saat di Kaltim, dan kemarin pada saat rapat di IKN juga kami di-mention, beberapa daerah yang sudah mulai kena macet. Oleh karena itu, ini adalah upaya dari kami Pemko Medan bersama dengan Kemenhub untuk bisa mengurangi kemacetan yang ada di kota Medan," ujarnya.
Menantu Jokowi itu menyebut Pemkot Medan juga akan meluncurkan 60 bus listrik. Bus yang awalnya direncanakan akan diluncurkan pada Agustus 2024, diundur ke Oktober 2024. Bobby menyebut pengunduran peluncuran itu terkendala pabrikasi.
"Kami akan menggunakan nantinya ke depannya 60 bus listrik, untuk men-support kegiatan ini. Harusnya di bulan ini, Agustus, menyambut kemerdekaan kita sudah bisa gunakan 60 (bus), tapi karena ada persoalan di pabrikasi mundur nanti ke bulan Oktober. Insyaallah mudah-mudahan 60 bus listrik nanti kami operasikan untuk di kota Medan," pungkasnya.
(mjy/mjy)