Spanduk Lawan Raja Jawa Tersebar di 10 Titik Kota Medan, Sempat Dilarang Kepling

Spanduk Lawan Raja Jawa Tersebar di 10 Titik Kota Medan, Sempat Dilarang Kepling

Kartika Sari - detikSumut
Jumat, 23 Agu 2024 16:18 WIB
Pemasangan spanduk bertuliskan Lawan Raja Jawa Yang Zholim, di Kota Medan. (dok. Istimewa)
Foto: Pemasangan spanduk bertuliskan 'Lawan Raja Jawa Yang Zholim', di Kota Medan. (dok. Istimewa)
Medan -

Spanduk kritik pemerintahan Presiden Joko Widodo tersebar di Kota Medan. Tercatat, ada 10 titik yang dipasang pada pagi hari ini.

Di antaranya berada di Depan Masjid Raya Medan, Kawasan Istana Maimun, Simpang Marindal, Simpang Johor, Simpang Jalan Gajah Mada Medan, Simpang USU, sekitaran Bundaran SIB, hingga Simpang Jalan Wahid Hasyim.

Adapun tulisan spanduk tersebut berisikan 'Kami Menolak Tidak Bersuara' dan Lawan Raja Yang Zholim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selama ini kita ini mau dipaksa untuk tidak bersuara, hari ini kita menolak kemudian Bahlil mengatakan ngeri-ngeri sedap melawan Raja Jawa, berarti kita melawan Raja Jawa yang zholim. Jadi kita tidak mau di negara kita yang saat ini sesuka hati kekuasaan mengalahkan konsistusi, ini tidak ada urusan dengan Pilkada," ungkap koordinator pemasang spanduk Ade Dermawan kepada detikSumut, Jumat (23/8/2024).

Lanjutnya, Ade menyebutkan pemasangan spanduk yang dipasang serentak pada pagi hari ini sebagai bentuk keresahan sebagai rakyat dan kritik keras kepada pemerintah.

ADVERTISEMENT

"Ini kritik keras yang selama ini kita diam. Kita sudah lelah dan bentuk keresahan karena kita tidak demo, jadi kritiknya seperti ini ya dan bisa dalam bentuk spanduk seperti ini," ujarnya.

Namun begitu, Ade mengakui bahwa saat melakukan pemasangan spanduk, pihaknya sempat mendapat larangan dari Kepling setempat. Selain itu, terpantau spanduk di kawasan Depan Masjid Raya sudah dicopot.

"Kami ada jumpa sama kepling di Simpang Marindal yang melarang pemasangan spanduk, kita tetap pasang dan kita tinggalkan," kata Ade.

Spanduk Lawan Raja Yang Zalim muncul di Medan. (Istimewa)Foto: Spanduk Lawan Raja Yang Zalim muncul di Medan. (Istimewa)

Sementara itu, terkait pencopotan spanduk yang ia pasang, Ade menyebut bahwa pihaknya tak akan menyerah untuk melakukan kritikan dengan spanduk-spanduk tersebut.

"Pencopotan ini berarti ada ketakutan dengan masyarakat untuk bersuara. Di taman-taman banyak terpasang baliho atau spanduk, kenapa kita menyuarakan kebenaran kalau dikebiri, ini sebagai bukti bahwa kita mesti melawan," ucap Ade.

"Spanduk kita gugur satu tumbuh seribu, hidup cuma sekali, kita tunggu aja tanggal mainnya," pungkasnya.




(mjy/mjy)


Hide Ads