Pengamat politik Universitas Riau Kepulauan (Unrika) Rahmayandi Mulda menilai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal Pilkada cukup bagus. Ia menyebut putusan itu merupakan bentuk penghormatan terhadap demokrasi dan kedaulatan masyarakat.
"Ini menjadi bentuk tanggung jawab MK dan penghormatan MK terhadap masyarakat yang saat ini diperhadapkan situasi demokrasi yang tidak sehat akibat perilaku partai-partai politik," kata Rahmayandi yang merupakan Dosen Ilmu Sosial dan Politik Unrika Batam, Rabu (21/4/2024).
Rahmayandi menyebut dengan putusan MK terhadap perkara nomor 60/PUU-XXII/2024 yang diajukan Partai Buruh dan Partai Gelora itu menjadi tantangan tersendiri bagi elite partai politik. Apalagi menurutnya ada upaya di beberapa yang mencoba menerapkan politik kotak kosong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Putusan MK merupakan tantangan kepada partai politik dan elit partai dalam menjawab dinamika politik saat ini, dimana partai-partai politik mencoba membangun otokrasi dan melakukan pembajakan demokrasi melalui politik kotak kosong," jelasnya.
Rahmayandi menerangkan putusan MK soal pilkada itu juga memiliki imbas terhadap Pilkada di provinsi dan kabupaten kota di Kepri. Apalagi saat ini di beberapa kabupaten kota tengah muncul wacana kotak kosong.
"Terkait dengan Pilkada Kepri dan Batam saat ini, konstelasi politik akan berubah ada kemungkinan kotak kosong akan terisi namun butuh gerak cepat dan langkah taktis agar partai yang belum menyatakan sikap menemukan calon yang tepat, mengingat waktu beberapa hari lagi dalam penentuan calon," ujarnya.
Partai politik yang belum menentukan calon di pilkada, menurut Rahmayandi menghadapi dilema dan kondisi yang cukup sulit karena dihadapkan dengan Waktu yang singkat. Selain itu juga partai politik juga berhadapan dengan koalisi gemuk di pilkada.
"Partai politik yang belum menyatakan sikap diperhadapkan pada situasi cukup sulit dan dilema karena mereka tidak diberi waktu yang cukup panjang membagun kontrak politik dgn calon-calon yang akan diusung disisi lain mereka akan mengalami tekanan yg cukup berat dalam menghadapi koalisi besar," ujarnya.
(mjy/mjy)