Rusia Kecam Pembunuhan Ismail Haniyeh!

Internasional

Rusia Kecam Pembunuhan Ismail Haniyeh!

Tim detikNews - detikSumut
Kamis, 01 Agu 2024 11:46 WIB
Palestinian group Hamas top leader Ismail Haniyeh attends Irans new President, Masoud Pezeshkians swearing-in ceremony at the parliament in Tehran, Iran, July 30, 2024. Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY.     TPX IMAGES OF THE DAY
Ismail Haniyeh (Foto: via REUTERS/Majid Asgaripour)
Medan -

Rusia mengecam pembunuhan pemimpin biro politik Hamas, Ismail Haniyeh oleh Israel lewat serangan rudal di Teheran, Iran. Kematian Ismail Haniyeh tersebut dilaporkan kantor berita Iran, Fars News Agency sebagaimana dilansir detikNews dari AFP.

Haniyeh dilaporkan sedang berada di Teheran usai menghadiri acara pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian, Selasa (30/7). Serangan rudal ke kediamannya di Teheran menyebabkan Haniyeh tewas.

"Haniyeh, yang datang ke Iran untuk menghadiri seremoni pelantikan presiden, sedang tinggal di salah satu kediaman khusus veteran perang di Teheran bagian utara, ketika dia menjadi martir oleh sebuah rudal yang diluncurkan dari udara," kata berita Fars dalam laporannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah negara merespons tewasnya Haniyeh. Rusia hingga China turut mengecam pembunuhan tersebut.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengutuk keras pembunuhan Ismail Haniyeh dan menyebut pembunuhan sebagai "tindakan pengecut".

ADVERTISEMENT

"Presiden Mahmoud Abbas dari Negara Palestina mengutuk keras pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, menganggapnya sebagai tindakan pengecut dan eskalasi yang serius," demikian pernyataan kantor Presiden Palestina, seperti dilaporkan kantor berita Palestina, WAFA dan dilansir Al Arabiya, Rabu (31/7).

Dia pun meminta rakyat Palestina bersatu dan teguh melawan pendudukan Israel.

"Dia mendesak rakyat kami dan pasukan mereka untuk bersatu, tetap bersabar, dan berdiri teguh melawan pendudukan Israel," imbuh pernyataan tersebut.

Sementara, Pemerintah Rusia diwakili Wakil Menteri Luar Negeri (Menlu), Mikhail Bogdanov, menyebut aksi pembunuhan Haniyeh tersebut sebagai "pembunuhan politik yang tidak bisa diterima".

Dilansir detikNews dari Reuters, Rabu (31/7), Bogdanov memperingatkan bahwa kematian Haniyeh tersebut akan meningkatkan ketegangan di kawasan Timur Tengah.

"Ini adalah pembunuhan politik yang benar-benar tidak dapat diterima, dan ini akan memicu peningkatan ketegangan lebih lanjut," sebut Bogdanov dalam pernyataannya seperti dikutip kantor berita RIA.

Tak cuma itu, lanjut Bogdanov, pembunuhan pemimpin Hamas tersebut akan berdampak negatif pada perundingan gencatan senjata di Jalur Gaza.

Rusia yang menjalin hubungan dengan negara-negara Arab, sering mengecam rentetan tindak kekerasan di kawasan tersebut. Moskow menuduh Amerika Serikat (AS) mengabaikan pentingnya kemerdekaan negara Palestina.




(nkm/nkm)


Hide Ads