Kata Pengamat Soal Potensi Kotak Kosong di Pilkada Batam

Pilkada Batam 2024

Kata Pengamat Soal Potensi Kotak Kosong di Pilkada Batam

Alamudin Hamapu - detikSumut
Rabu, 31 Jul 2024 15:15 WIB
Amsakar dan Li Claudia (Alamudin Hamapu/detikSumut)
Foto: Amsakar dan Li Claudia (Alamudin Hamapu/detikSumut)
Batam -

Mayoritas partai politik di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) telah menentukan sikap di pilkada serentak pada November mendatang dengan mengusung bakal calon wali kota dan wakil wali kota Amsakar Achmad dan Li Claudia Chandra. Partai politik yang memiliki kursi di DPRD yang belum menentukan sikap tinggal PDIP.

Pengamat politik sekaligus Dosen Ilmu Sosial dan ilmu politik Universitas Riau Kepulauan (Unrika), Rahmayandi Mulda mengatakan dengan dikeluarkan dukungan PKS ke pasangan Amsakar Achmad dan Li Claudia Chandra maka peluang besar pertarungan lawan kotak kosong di Pilkada mendatang terbuka. Pasangan Amsakar dan Li Claudia saat ini diusung 10 partai dengan total 43 kursi DPRD.

"Melihat kondisi politik menjelang Pilkada Batam, di mana Amsakar dan Li Claudia memiliki koalisi yang sangat besar dan hampir memborong semua partai hal ini nampak jelas akan melawan kotak kosong," kata Rahmayadi, Rabu (31/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rahmayadi menyebut wacana lawan kotak kosong di Pilkada Batam tidak bisa dianggap enteng. Ia menyebut pasangan Amsakar dan Li Claudia harus menyiapkan strategi yang efektif untuk itu karena berbagai kemungkinan akan dihadapi ketika menghadapi kotak kosong.

"Namun perlu diwaspadai melawan kotak kosong bukan hal yang mudah dan butuh strategi tersendiri untuk bisa mengalahkan kotak kosong, karena kotak kosong ini seperti melawan sesuatu yang tidak nampak, ada berbagai kemungkinan bisa terjadi, seperti kurangnya partisipasi pemilih dan isu-isu negatif yang menyerang calon yang akan maju," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"Melihat dari sudut pandang demokrasi melawan kotak kosong akibat dari praktek dan pendidikan politik selama ini kurang berjalan dengan baik dan berjalan pragmatis," ujarnya.

Soal wacana kotak kosong yang berkembang dianggap negatif sebagian masyarakat hingga dianggap merusak demokrasi, Rahmayadi menyebut punya sisi negatif dan positif.

"Tidak semua hal melawan kotak kosong merusak demokrasi, melawan kotak kosong menjadi alternatif ketika dalam situasi tertentu. Seperti meminimalisir biaya politik, meminimalisir gesekan masyarakat, atau hal-hal lain seperti elit-elit politik ingin menumbangkan politik dinasti di suatu daerah," ujarnya

Rahmayandi mengatakan dengan dukungan mayoritas partai politik ke Amsakar dan Li Claudia potensi melawat kotak kosong cukup besar. Apalagi melihat saat ini potensi partai beralih dukungan juga ke Paslon lain juga cukup kecil.

"Saya pikir peluang untuk calon yg lain tidak memungkinkan lagi, karena saat ini yang menjadi kunci PKS sudah menentukan sikap ke Amsakar," ujarnya.

"Peluangnya sedikit untuk berubah (mendukung paslon lain) karena pemegang kunci ada di pusat dalam hal ini Partai Gerindra," tambahnya.




(nkm/nkm)


Hide Ads