Kadar gula darah yang tinggi dapat meningkatkan berbagai risiko kesehatan seperti kerusakan pada organ tubuh, seperti ginjal, mata, pembuluh darah, hingga jantung. Namun banyak orang yang masih bingung, berapa kadar gula darah yang dikatakan normal.
Dilansir detikHealth, gula adalah salah satu zat yang sangat dibutuhkan tubuh sebagai salah satu sumber energi. Gula yang masuk ke dalam tubuh akan diproses menjadi glukosa dan dialirkan ke seluruh tubuh.
Jika tubuh mendeteksi adanya glukosa yang masuk maka pankreas akan melepaskan hormon insulin. Hormon inilah yang membuat glukosa masuk ke dalam sel yang kemudian menjadi energi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memang gula bermanfaat untuk tubuh, namun konsumsi gula yang berlebih bisa memicu sejumlah masalah kesehatan. Kadar gula darah yang tinggi dapat membuat seseorang mengalami hiperglikemia dan risiko diabetes tipe 2 hingga menyebabkan komplikasi yang mengakibatkan kerusakan pada organ tubuh.
Penting untuk selalu menjaga kadar gula darah tetap normal. Lantas berapa sih kadar gula darah yang normal itu?
Kadar Gula Darah Puasa dan Setelah Makan
Kadar gula darah dapat berubah-ubah kaarena pengaruh sejumlah faktor, seperti aktivitas dan makanan atau minuman yang dikonsumsi. Sehingga kadar gula darah seseorang saat sebelum dan sesudah makan bisa berbeda. Batas normalnya gula darah juga demikian.
Dikutip dari Cleveland Clinic, berikut ukuran kadar gula darah normal saat puasa (atau sebelum makan) dan setelah makan:
- Kadar gula darah normal puasa, atau setidaknya delapan jam tanpa makan: 70-99 mg/dL
- Kadar gula darah dua jam setelah makan: kurang dari 140 mg/dL
Jika kadar gula darah puasa berada di angka 100-125 mg/dL, seseorang dapat dikatakan mengalami prediabetes. Orang dengan diagnosis prediabetes berpeluang 50 persen terkena diabetes tipe 2 dalam waktu 10 tahun ke depan.
Sementara jika kadar gula darahnya 126 mg/dL atau lebih, maka orang tersebut dikatakan mengalami diabetes.
Selain tingkat aktivitas dan makanan, faktor lain yang bisa menyebabkan lonjakan gula darah menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), di antaranya
- Sunburn atau paparan sinar matahari yang berlebihan
- Pemanis buatan
- Kopi, beberapa orang memiliki gula darah yang sensitif terhadap kafein
- Kurang tidur yang dapat memengaruhi kinerja insulin
- Tidak sarapan, yang berpotensi meningkatkan kadar gula darah saat makan siang dan malam
- Dehidrasi atau kekurangan cairan juga dapat membuat gula darah menjadi lebih terkonsentrasi
(nkm/nkm)