Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat menyindir Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang disebutnya menyiapkan anak hingga menantu terlibat politik praktis. Pernyataan Djarot tersebut dijawab Wasekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Fikri Yasin.
Fikri menyebut tak ada yang salah menyiapkan generasi berikutnya untuk masuk dalam dunia politik terutama jika anak dan menantu tersebut mumpuni.
"Sebetulnya nggak ada yang salah kalau orang tua menyiapkan generasi berikutnya untuk masuk dalam dunia politik sepanjang anak-anak tersebut mumpuni," kata Fikri dilansir detikNews, Kamis (11/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, yang terpenting, saat memimpin paham dalam mengambil kebijakan. Sehingga kapasitasnya perlu dipersiapkan.
"Artinya disiapkan kapasitasnya supaya pada saat memimpin dia faham dengan kebijakan," ujar Fikri.
Sebelumnya Djarot mengatakan baru saat ini terjadi seorang pemimpin negara menyiapkan anak hingga menantu untuk kontestasi di dunia poitik. Hal itu menanggapi pengusungan Wali Kota Medan, Bobby Nasution, di pemilihan gubernur Sumatera Utara.
"Untuk Sumut kembali lagi, apakah kita membangun sistem demokrasi dengan pendidikan politik Bobby dibiarkan melawan kotak kosong? Melawan kotak kosong atau tidak tergantung PDI Perjuangan. Sambil ini kita melihat sejarah yang perlu dicatat sejarah perpolitikan yang perlu kita catat bersama," kata Djarot kepada wartawan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (11/7/2024).
Djarot lalu terang-terangan menyebut Jokowi menyiapkan anak hingga menantunya untuk terlibat dalam politik. Hal itu menurutnya tak dilakukan oleh mantan-mantan presiden RI sebelumnya.
"Sejak masa Pak Jokowi inilah ya, anak-anak dan menantu sama keluarga terdekatnya itu terlibat aktif di dalam politik," ujar Djarot.
"Sejak Presiden Sukarno, Bung Karno, Pak Harto, Habibie, Gus Dur, Bu Mega, Pak SBY, baru kali ini. Mulai dari anaknya, menantunya, mungkin cucunya, mungkin saudaranya akan disiapkan. Di dalam demokrasi prosedural, oke boleh. Tapi di dalam demokrasi, di dalam politik itu ada etika, ada moral," tambahnya.
(nkm/nkm)