10 Muharram Disebut 'Lebaran Anak Yatim', Begini Penjelasannya

10 Muharram Disebut 'Lebaran Anak Yatim', Begini Penjelasannya

Anisa Rizki Febriani - detikSumut
Selasa, 09 Jul 2024 21:30 WIB
Islamic decoration background with crescent moon lantern ketupat, copy space text, ramadan kareem, mawlid, iftar, isra  miraj, eid al fitr adha, muharram, 3D illustration.
Foto: Getty Images/iStockphoto/sofirinaja
Medan -

Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada umatnya untuk menyantuni dan menyayangi anak yatim. Amalan untuk menyantuni anak yatim dianjurkan Rasullah karena menjadi keutamaan pada bulan Muharram.

Karena itulah di Indonesia 10 Muharram sering disebut dengan 'Lebaran Anak Yatim'. Rasulullah SAW sendiri menjelaskan kemuliaan pada bulan Muharram.

"Zaman berputar seperti hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan, di antaranya 4 bulan Haram, tiga bulan berurutan, Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Muharram. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhr, berada di antara Jumadil Akhir dan Sya'ban." (HR Bukhari dan Muslim)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir detikHikmah dari Majalah Aula Edisi Juli 2024, bersedekah kepada anak yatim pada bulan Muharram merupakan amalan yang mulia.

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim

Menukil dari buku Keajaiban Menyantuni Anak Yatim karya Mujahidin Nur, menyantuni anak yatim menjadi akhlak mulia yang telah dicontohkan Rasulullah SAW. Islam memandang anak yatim sebagai golongan lemah yang paling berhak mendapat pertolongan dan kasih sayang dari orang sekitarnya.

ADVERTISEMENT

Bahkan, dalam hadits dari Saib bin Abdullah RA ia berkata dirinya datang kepada Nabi SAW lalu sang rasul bersabda, "Bersikaplah kepada anak yatim seperti seorang bapak yang penyayang." (HR Bukhari)

Muslim yang menyayangi anak yatim semasa hidupnya niscaya akan dekat kedudukannya dengan Rasulullah SAW. Saking dekatnya, Nabi SAW mengibaratkan seperti jari telunjuk dan jari tengah.

"Bahwa aku dan orang-orang yang memelihara anak yatim dengan baik akan berada di surga, bagaikan dekatnya jari telunjuk dengan jari tengah, lalu Nabi mengangkat tangannya dan memperlihatkan jari telunjuk dan jari tengahnya, lalu ia renggangkan." (HR Bukhari)

M Khallilurahman Al Mahfani dalam bukunya yang berjudul Dahsyatnya Doa Anak Yatim turut menyebut keutamaan lainnya yaitu tergolong sebagai orang-orang yang taat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah Al Insan ayat 8,

وَيُطْعِمُونَ ٱلطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا

Artinya: "Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan."

Selain itu, muslim yang menyantuni anak yatim juga akan diselamatkan dari siksa neraka di hari kiamat kelak. Nabi SAW bersabda,

"Demi yang mengutusku dengan hak, Allah tidak akan menyiksa pada hari kiamat nanti orang yang menyayangi anak yatim, lemah lembut pembicaraan dengannya, menyayangi keyatiman dan kelemahannya." (HR Thabrani)

Dalil Menyantuni Anak Yatim pada 10 Muharram

Masih dari sumber yang sama, dalil terkait menyantuni anak yatim pada 10 Muharram tercantum dalam hadits Nabi Muhammad SAW, berikut bunyinya:

"Apakah kamu ingin hatimu lembut dan hajatmu terkabul? Sayangilah anak yatim, usaplah kepalanya, berilah ia makanan dari makananmu, maka hatimu akan lembut dan hajatmu akan terkabul." (HR Thabrani)

Selain bersedekah, terdapat keutamaan lainnya bagi muslim yang mengusap kepala anak yatim pada 10 Muharram dalam hadits Nabi SAW lainnya.

"Dan barangsiapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya." (kitab Tanbihul Ghafilin bi-Ahaditsi Sayyidil Anbiya-Iwal Mursalin karya Abullaits Assamarqandi)




(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads