Bulan Muharram adalah bulan yang istimewa dalam kalender Islam, di mana umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak puasa sunah. Puasa di bulan Muharram bersifat sunah dengan keutamaan.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ. (رواه مسلم)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata: 'Rasulullah saw bersabda: 'Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam." (HR Muslim).
Apakah detikers sudah mengetahui bacaan niat, tata cara, dan ketentuan puasa pada hari pertama bulan Muharram? Jika belum, yuk simak penjelasannya berikut ini.
Niat Puasa Muharram
Dilansir dari laman NU Online, berikut adalah bacaan niat puasanya:
نَوَيْتُ صَوْمَ الْمُحَرَّمِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shaumal Muharrami lilâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa Muharram karena Allah ta ala."
Tata Cara Melaksanakan Puasa Muharram
Dilansir dari laman NU Online, berikut adalah tata cara menjalankan puasa 1 Muharram:
· Membaca niat puasa, termasuk untuk puasa Muharram, serta puasa Tasu'ah dan Asyura. Niat dapat diucapkan secara lisan atau dalam hati.
· Menyantap sahur sebelum waktu subuh, sebelum imsak.
· Menjalankan puasa dengan menahan diri dari segala yang dapat membatalkannya mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
· Menghindari perilaku yang dapat membatalkan pahala puasa seperti berkata kotor, menggunjing, dan perbuatan dosa lainnya.
· Berbuka puasa segera setelah waktu maghrib tiba.
Ketentuan Puasa 1 Muharram
Dikutip dari detikNews, Sekretaris NU Kota Bandung, Ustadz KH Wahyul Afifi Al-Ghafiqi menjelaskan bahwa berpuasa pada tanggal 1 Muharram dapat dilakukan asalkan tanpa niat untuk menganggap hari tersebut lebih istimewa dibanding hari-hari lainnya dalam bulan tersebut. Dengan kata lain, puasa pada tanggal 1 Muharram sebaiknya dijalankan sebagai puasa sunah biasa dalam bulan Muharram.
Ustadz Wahyul menjelaskan bahwa tidak ada dalil sahih yang mengharamkan puasa tersebut selama tidak ada niat khusus untuk mengistimewakan tanggal 1 Muharram. Lebih disarankan untuk memperbanyak puasa pada seluruh bulan Muharram.
Namun, hal ini berbeda dengan puasa Tasu'ah dan puasa Asyura yang dianjurkan secara khusus pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Selain dua hari tersebut, puasa selama bulan Muharram dianggap sama, yaitu sebagai puasa sunnah bulan Muharram.
Oleh karena itu, saat berniat berpuasa pada tanggal 1 Muharram, disarankan untuk menggunakan niat "Saya berniat puasa Muharram." tanpa menyebutkan secara khusus "saya berniat puasa 1 Muharram.".
Nah, itu dia penjelasan mengenai bacaan niat, tata cara, dan ketentuan puasa 1 Muharram. Semoga bermanfaat bagi detikers yang ingin melaksanakan puasa pada bulan Muharram, ya!
Artikel ini ditulis Siti Alya Zikriena Poetri, peserta magang bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nkm/nkm)