Banjir melanda 3 kecamatan di Lubuklinggau, Sumatera Selatan (Sumsel). Akibat bencana banjir itu sebanyak 10 rumah mengalami kerusakan.
Banjir yang terjadi di Lubuklinggau tersebut disebabkan hujan lebat yang turun sejak Minggu (2/6) malam hingga Senin (3/6) dini hari.
"Banjir di Lubuklinggau mengakibatkan 136 KK di 3 kecamatan terdampak, yakni di Lubuklinggau Barat I, Lubuklinggau Barat II dan Lubuklinggau Timur II. Banjir masih menggenangi rumah warga dengan ketinggian air 50-150 cm," ujar Kepala Pelaksana BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyahbana, dilansir detikSumbagsel, Senin (3/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut, akibat hujan deras itu beberapa sungai dan anak sungai di wilayah Kota Lubuklinggau meluap.
"Pada Senin (3/6) dinihari pukul 01.00 WIB, hujan semakin deras dan mengakibatkan air mulai masuk ke pemukiman warga," jelasnya.
Berdasarkan data BPBD Sumsel, wilayah yang terdampak banjir terjadi di Kecamatan Lubuklinggau Barat I yakni di Kelurahan Muara Enim ada 65 KK terdampak, Kelurahan Bandung Ujung 35 KK terdampak, Sukajadi 5 KK dan Kayuara 9 KK.
Sedangkan di Kecamatan Lubuklinggau Barat II, banjir melandan Kelurahan Keputraan 12 KK,m dan Ulak Lebar 5 KK. Khusus di Kelurahan Sidorejo, hanya terjadi tanah longsor.
"Banjir juga terjadi di Lubuklinggau Timur II, namun hanya terjadi di Kelurahan Karya Bakti dengan 1 KK terdampak," tambahnya.
Sementara itu, banjir di Lubuklinggau membuat 321 rumah warga terendam. 10 di antaranya mengalami kerusakan, baik rusak sedang maupun ringan.
"Tercatat sebanyak 321 rumah yang terkena dampak hujan ini. Yang rusak ada 10 rumah, rusak sedang dan rusak ringan. Ada dindingnya jebol, talut jebol, rumah yang roboh. Kebanyakan rusak pada bagian talut rumah," ungkap Kabid Penanggulangan Bencana Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB), Suryo Amrinata, dilansir detikSumbagsel, Senin (3/6/2024).
Suryo mengatakan selain intensitas curah hujan yang tinggi, banjir juga disebabkan banyaknya pohon yang menutup saluran air sehingga menghambat aliran air terutama di Sungai Mesat.
"Dari pukul 22.00 sampai 05.00 WIB itu intensitas curah hujan memang tinggi dan pukul 02.00 WIB itu air sudah tinggi," ungkapnya.
Selain banjir, sambung Suryo, curah hujan yang tinggi tersebut juga membuat tanah longsor di Kecamatan Lubuk Linggau Barat II.
"Longsor juga ada di SD Xaverius, didekat pinggir jalan. Kedalaman 4 meter, lebar 3 meter dan panjang sekitar 4 meter," katanya.
Suryo mengatakan bahwa pihaknya juga sudah melakukan beberapa upaya saat terjadinya bencana banjir tersebut.
"Upaya yang kami lakukan pertama yaitu melakukan pendataan dari fasilitas umum, rumah yang terdampak atau pun jumlah korban jiwa. Kamu juga melakukan evakuasi pohon-pohon tumbang. Itu sudah kami laksanakan semua," jelasnya.
Suryo mengatakan bahwa tidak ada korban jiwa dalam peristiwa banjir tersebut. Suryo mengimbau bagi masyarakat Lubuklinggau agar selalu membersihkan selokan air serta tidak membuang sampah sembarangan.
"Alhamdulillah sudah surut sekarang dan tidak ada korban jiwa akibat banjir ini," katanya.
"Kami juga mengimbau kepada masyarakat agar membersihkan saluran airnya, jangan sampai menghambat air. Jangan juga membuang sampah sembarangan serta menebang pohon di pinggiran sungai yang bisa menghambat aliran sungai," imbaunya.
(mjy/mjy)