Bupati Halmahera Utara Dipanggil Polisi Buntut Kejar Mahasiswa Pakai Parang

Regional

Bupati Halmahera Utara Dipanggil Polisi Buntut Kejar Mahasiswa Pakai Parang

Tim detikSulsel - detikSumut
Senin, 03 Jun 2024 18:00 WIB
Tangkapan layar video Bupati Halmahera Utara Franz Manery mengejar massa demo pakai parang.
Foto: Tangkapan layar video Bupati Halmahera Utara Franz Manery mengejar massa demo pakai parang. (dok. istimewa)
Halmahera Utara -

Aksi Bupati Halmahera Utara, Maluku Utara, Frans Manery, mengejar mahasiswa yang demo menggunakan sebilah parang membuat heboh. Polisi pun memanggil Frans Manery karena hal itu.

"Rencana hari ini Polres undang kedua bela pihak untuk dimintai klarifikasi terkait insiden tersebut," ujar Kasi Humas Polres Halmahera Utara Iptu Deni Salaka melansir detikSulsel, Senin (3/5/2024).

Iptu Deni menyebut tidak ada laporan ke mereka terkait aksi dari Frans Manery itu. Pemanggilan dilakukan berdasarkan perintah pimpinan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk laporan (aksi bupati kejar parang mahasiswa demo) sampai saat ini belum ada yang masuk, ini sesuai perintah Pak Kapolres," ujar Deni.

Demo yang dibubarkan Frans Manery adalah massa aksi dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Tobelo. Massa dari GMKI itu menggelar demo di depan Hotel Greenland di Desa Gura, Kecamatan Tobelo, Halmahera Utara pada Jumat (31/5) sekitar pukul 17.30 WIT. Frans Manery kemudian datang membawa parang yang membuat massa kocar-kacir.

ADVERTISEMENT

Peristiwa bermula saat massa menggelar aksi demonstrasi pada perayaan HUT ke-21 Kabupaten Halmahera Utara di Kantor DPRD Halut pada Jumat (31/5) sekitar pukul 11.00 WIT. Massa kemudian melanjutkan aksi di depan Hotel Marahai hingga di kediaman Frans di Desa Gura, Kecamatan Tobelo.

"Beliau datang keluar dari mobil langsung mengambil parang, serentak massa aksi kaget. Kami sebenarnya menunggu kalau pun Pak Bupati melayani kami dengan berdebat atau menyampaikan aspirasi, kami akan terima. Tapi kami melihat tiba-tiba Pak Bupati menarik parang dan menuju ke massa aksi, dengan spontan kami lari," ujar Ketua GMKI Cabang Tobelo Rivaldo Djini, Sabtu (1/6).

Rivaldi menyebut massa lari karena menganggap tindakan Frans Manery dapat membahayakan. Dia mengaku sempat menenangkan massa agar tidak memancing keributan.

"Karena kami juga berpikir ini barang tajam dan bisa membahayakan kami. Kami lari menghindari Pak Bupati, dan saya sempat menenangkan teman-teman agar jangan melakukan hal-hal yang bisa memancing emosi bupati," tambahnya.




(afb/afb)


Hide Ads