Benarkah Dosa di Bulan Haram Dilipatgandakan? Begini Penjelasannya

Benarkah Dosa di Bulan Haram Dilipatgandakan? Begini Penjelasannya

Tim detikHikmah - detikSumut
Senin, 27 Mei 2024 05:00 WIB
Ilustrasi amalan di bulan Rajab.
Foto: Istimewa/ Unsplash.com
Medan -

Allah SWT melipatgandakan seluruh amalan yang dilakukan di bulan haram. Pada bulan haram juga ditekankan larangan untuk berbuat maksiat daripada bulan lainnya.

Dalam surah Al Baqarah ayat 194 Allah SWT berfirman:

اَلشَّهْرُ الْحَرَامُ بِالشَّهْرِ الْحَرَامِ وَالْحُرُمٰتُ قِصَاصٌۗ فَمَنِ اعْتَدٰى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوْا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدٰى عَلَيْكُمْ ۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ ١٩٤

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Bulan haram dengan bulan haram dan (terhadap) sesuatu yang dihormati berlaku (hukum) kisas. Oleh sebab itu, siapa yang menyerang kamu, seranglah setimpal dengan serangannya terhadapmu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah bersama orang-orang yang bertakwa."

Kitab Mataalib Uli An Nuha menjelaskan masalah pelipatgandaan dosa dan pahala pada bulan haram memiliki makna yang berbeda. Perbedaan ini berdasarkan dari segi kualitas dan kuantitasnya.

ADVERTISEMENT

Meski sama-sama dilipatgandakan, amal saleh akan dilipatgandakan dari segi kuantitas dan kualitasnya. Sementara untuk amal buruk akan dilipatgandakan kualitasnya saja. Dengan demikian, orang yang berbuat dosa di bulan haram maka ukuran dosanya lebih besar beserta hukumannya.

Untuk dosanya akan bernilai sama dan tidak ada penambahan jumlah seperti yang dikatakan oleh Syaikh Ibnu Utsaimin dalam al-Sharh al-Mumti.

Hal ini sebagaimana yang dijelaskan pada dengan surah Al An'am ayat 160. Allah SWT berfirman,

مَنْ جَاۤءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ عَشْرُ اَمْثَالِهَا ۚوَمَنْ جَاۤءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزٰٓى اِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ ١٦٠

Artinya: "Siapa yang berbuat kebaikan, dia akan mendapat balasan sepuluh kali lipatnya. Siapa yang berbuat keburukan, dia tidak akan diberi balasan melainkan yang seimbang dengannya. Mereka (sedikitpun) tidak dizalimi (dirugikan)."

Abdullah Zaedan menjelaskan dalam buku Pintar Doa dan Zikir Rasulullah, empat bulan haram yang dimaksud ialah Muharram, Rajab, Zulkaidah, dan Zulhijjah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi,

لزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Artinya: "Zaman berputar seperti hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan, di antaranya 4 bulan haram, tiga bulan berurutan, Zulkaidah, Zulhijjah, dan Muharram. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhr, berada di antara Jumadil Akhir dan Sya'ban." (HR Bukhari dan Muslim)

Lebih lanjut, Abdullah Zaedan menyebutkan ketika memasuki keempat bulan haram itu maka pahala amal baik pada bulan tersebut akan dilipatgandakan oleh Allah SWT, dan dosa berbuat maksiat pada bulan itu juga lebih besar balasannya dari bulan-bulan yang lain.




(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads