Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat (Sumbar) meralat data tentang jumlah korban banjir bandang di Kabupaten Agam dan Tanah Datar yang belum ditemukan. Sebelumnya BPBD menyebut ada 12 orang yang masih hilang, kini mereka menyatakan hanya 11 orang.
"Dari perkiraan sebelumnya 12 turun jadi 11, karena ada duplikasi data. Sementara sampai saat ini belum ada laporan tambahan korban ditemukan," kata Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Sumbar Ilham Wahab kepada detikSumut, Selasa (21/5/2024).
Ilham menyebut 11 korban yang masih hilang itu satu orang berasal dari Agam dan 10 lainnya dari Tanah Datar. Hingga saat ini, tim SAR gabungan terus melakukan penyisiran untuk mencari para korban tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Korban yang masih hilang, 1 dari Agam dan 10 lagi dari Tanah Datar. Untuk itu korban masih kita cari. Sementara tim juga melakukan pemantauan ke sungai yang beraliran di perbatasan Sumbar dengan Riau. Kemudian ke sungai yang bermuara Batang Anai Padang Pariaman," jelasnya.
Ilham mengatakan pencarian korban terus dilakukan hingga status tanggap darurat yang diberlakukan oleh pemerintah berakhir.
"Untuk pencarian para korban kita juga akan menyamakan waktu tanggap darurat. Jadi saat ini masih sampai tanggap darurat. Kalau diperpanjang tanggap darurat pencarian akan diperpanjang lagi," sambungnya.
"Yang sudah ditemukan berjumlah 61 orang. Itu semua dalam keadaan meninggal dunia. Sementara 11 lagi masih kita cari," jelasnya.
Sementara untuk korban yang saat ini masih di pengungsian, Ilham menyebut mereka sudah dalam keadaan membaik. Kebutuhan dasar para pengungsian juga sudah terpenuhi oleh pemerintah dan relawan.
"Korban yang di pengungsian sudah relatif stabil. Sementara para korban juga ada yang memilih tinggal di rumah sanak famili sama gedung-gedung pertemuan. Sementara untuk kebutuhan dasar pengungsi sudah mencukupi dari pemerintah dan relawan," tutupnya.
Untuk diketahui, banjir bandang ini terjadi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar pada Sabtu (11/5) malam. Bencana ini dipicu oleh hujan lebat dan meluapnya aliran sungai yang sebagian besar berhulu di Gunung Marapi dan Singgalang.
(dhm/dhm)